Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Pahlawan dari Pinggir Sawah

Diperbarui: 14 November 2020   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Eduardo Prim dari unsplash.com

Sebagai negara yang dikaruniai daratan yang subur,Indonesia seharusnya memiliki banyak orang yang berprofesi sebagai petani.Tapi fakta menunjukkan sebaliknya.

Jumlah petani Indonesia sangat sedikit.Menurut catatan BPS jumlah petani yg ada sekitar 33 juta orang dari 270 juta penduduk.Sementara jumlah petani berusia muda dibawah 40 tahun hanya sekitar 2,7 juta orang atau cuma 1% dari jumlah penduduk.

Jumlah itu diperkirakan akan semakin menurun dimasa mendatang seiring dengan rendahnya minat generasi muda sekarang menjadi petani.Mereka lebih memilih kerja kantoran,jadi pegawai atau buruh.Profesi petani dianggap tidak bergengsi dan kurang menjanjikan untuk masa depan.

Meskipun sering dipandang sebelah mata profesi petani bukanlah profesi yang pantas diremehkan.Peran petani amatlah penting dalam kehidupan karena mereka membantu ketersediaan pasokan pangan.

Coba bayangkan bila tak ada satupun orang yang jadi petani di negri ini,dari mana kita bisa memperoleh bahan makanan.Mereka pantas disebut pahlawan,"Pahlawan Kedaulatan Pangan"

Selain itu profesi petani secara tidak langsung juga berperan dalam menghemat pengeluaran negara.Ketika banyak petani yang ada maka kita bisa memiliki stok hasil pertanian yang banyak  artinya kita tak perlu impor bahan pangan.Atau malah kita bisa swasembada dan mengekspor ke luar negri.Sehingga membuat neraca keuangan negara membaik.

Ada satu tokoh yang bisa dijadikan panutan sehubungan dengan profesi petani ini.Dia adalah BapaknMuhammad Kasim Ariffin,seorang mahasiswa IPB yang 15 tahun membantu kehidupan para petani di Waiminta,Pulau Seram.

Pria asal Aceh ini pantas dianugerahi Pahlawan Pertanian atas dedikasi dan perjuangannya memajukan pertanian di daerah Maluku tersebut.

Dia bahkan rela tak me dapatkan gelar sarjananya,tak hidup bergelimang harta atau juga tak jadi pejabat,demi cita-citanya itu.Baginya kebahagiaan itu adalah kesuksesan dan senyum tawa para petani yang dibinanya.

Menjadi petani memang tidak.mudah.Tapi bukan berarti tidak ada jalan keluar dari berbagai persoalan didalamnya.Apalagi saat ini kita hidup di zaman teknologi canggih.Dunia pertanian saat ini beda dengan 20-30 tahun lalu.

Banyak inovasi dan penemuan baru yang memudahkan kita dalam pengembangan dunia pertanian ini.Tinggal sejauh mana kesungguhan kita dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline