Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Cerpen | Intan Permata Bunda

Diperbarui: 3 Oktober 2020   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 "Jadi,Intan mau kuliah dimana nanti?",tanya Bu Tina pada anak gadisnya setelah membaca surat kelulusan putrinya itu dari SMA."Teknik Kimia dong Bun.Kan cita - cita Intan bisa bekerja di perusahaan minyak  kayak Kak Ranti" jawab Intan dengan penuh semangat.Wajahnya ceria sekali siang itu."Mohon do'anya ya Bun biar Intan bisa sukses !"."Iya Bunda selalu mendo'akan kalian anak- anak Bunda.

 Empat tahun sudah cukup bagi Intan guna meraih titel ST (Sarjana Teknik).Meski tidak meraih predikat Cum Laude tapi dengan IPK 3.01 sudah memadai sebagai persyaratan melamar pekerjaan di perusahaan minyak impiannya.

 Satu demi satu lamaranpun segera dikirim.Mulai dari Pertamina yang BUMN milik pemerintah itu sampai beberapa perusahaan minyak asing seperti Caltex,Halliburton dan banyak lainnya.Selain itu Intan juga mengikuti tes CPNS.

Namun bak kata orang,meski jalan  yang ditempuh boleh sama,tapi hasilnya sering tak sama .Meski sama - sama lulusan Teknik Kimia tapi Intan gagal dalam setiap tes yang diikutinya.Beda nasib dengan kakaknya yang langsung diterima di sebuah perusahaan minyak Amerika.

Intan merasa terpukul memikirkan nasibnya."Duh,apa yang salah dengan diriku ini",seringkali Intan bergumam dikala sendiri."Apakah hambaMu ini tidak pantas mendapatkan pekerjaan yang hamba idamkan sejak kecil dulu ya Allah" katanya menyesali diri.

Bu Tina mencoba terus menghibur anak ketiganya itu."Cobalah untuk bersabar Tan.Mungkin rejekimu tidak disitu.Semua sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah.Kita manusia cuma menjalani ketetapanNya" kata Bu Tina.

"Tapi Bun,aku merasa nggak kuat dengan keadaan ini",kata Intan suatu kali."Jangan berpikiran seperti itu Nak.Yakinlah dibalik semua ini mungkin ada hikmah dibalik nya.Cuma kita yang belum memahaminya" timpal Bu Tina sambil mengusap kepala putrinya itu.Intan hanya diam dan menyandarkan kepalanya di pundak Bundanya.

Kesedihan demi kesedihan terus menghiasi hari hari Intan.Apalagi mengingat dialah satu -satunya anak yang belum dapat pekerjaan.Ranti kakak tertuanya sukses di perusahaan minyak Amerika,Serly kakaknya yang nomor dua berhasil jadi Apoteker di Rumah Sakit Daerah,demikian juga adiknya Salim kini berkarir di perusahaan baja di luar negri.Cuma dirinya yang masih menganggur di rumah.

                            **********

Dalam sebulan ini Intan menemani Bu Tina di rumah sakit.Bu Tina menjalani operasi batu ginjal sehingga dirawat cukup lama.Ia harus menjalaninya sendiri,maklum ketiga saudaranya sibuk dengan pekerjaannya masing masing.

"Intan,tolong ambilkan Bunda air minum.Bunda haus sekali",kata Bu Tina lirih."Iya Bun",jawab Intan.Segera dituangnya air kedalam gelas dan menyodorkannya pada bundanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline