Lihat ke Halaman Asli

el lazuardi daim

TERVERIFIKASI

Menulis buku SULUH DAMAR

Mengapa Kita Harus Mengikhlaskan Utang yang Tak Dibayar

Diperbarui: 4 Juni 2021   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Kita Harus Mengikhlaskan Utang yang Tak Dibayar. | Kompas

Yang punya utang lebih galak dari yang memberi hutang. Ketika meminjam wajahnya memelas, giliran ditagih berubah beringas. Pas minta pinjaman sikapnya sedikit memaksa, pas diminta melunasi pura pura lupa.

Demikianlah gambaran sekilas tentang orang orang yang gemar berhutang, tapi tak sudi membayarnya kembali. Mereka selalu mencari seribu alasan supaya tak melunasi hutangnya.

Orang-orang yang super ndableg begini amatlah menjengkelkan, bikin pikiran dan emosi terkuras. Perlu kesabaran ekstra menghadapi mereka.

Apalagi biasanya mereka tak ada itikad baik melunasi hutangnya. Seolah ada kepuasan ketika utang tak dilunasi. Entahlah, ada apa dalam pikiran mereka sehingga bersikap seperti itu?

Sebagian orang memilih mengikhlaskan saja uang mereka tidak dikembalikan. Mereka lelah menghadapi orang orang ruwet dan tak punya rasa tanggung jawab itu. Apalagi ketika berhadapan dengan saudara, teman atau tetangga yang notabene adalah orang orang terdekat kita. Kita sering tak bisa berbuat apa apa.

Baca juga: Analisa dan Konsekuensi Hutang Antara Suami Isteri Menurut Aturan Hukum

Mengikhlaskan utang yang tak dibayar tidaklah mudah, apalagi ketika kita juga butuh uang untuk keperluan penting. Namun bila kita renungkan lebih dalam, mengikhlaskan adalah jalan terbaik dari permasalahan ini.

Ada beberapa alasan kenapa mengikhlaskan itu perlu. Pertama, mari kita tinjau ulang niat kita meminjamkan uang. Pasti alasannya untuk menolong. Memberi solusi atas kesulitan orang lain.

Dengan niat menolong dengan ikhlas, tanpa pamrih seharusnya kita tak berharap apa apa selain ganjaran dari Tuhan. Apalagi kalau kenyataannya mereka yang berutang itu benar benar belum mampu melunasinya, maka sebaiknya kita tak hanya merelakan uang kita, atau kapan perlu memberi bantuan lebih.

Kita seharusnya cukup gembira dipilih Tuhan menjadi malaikat penolong bagi hamba Tuhan lainnya. Meluruskan niat bahwa tujuan kita semata mata ingin menolong orang lain akan membebaskan kita dari perasaan kecewa ketika kita dikecewakan orang yang kita bantu.

Baca juga: Tunaikan Hutang, Kalau Tak Ingin Milikmu Diambil Paksa sebagai Ganti Pembayaran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline