Lihat ke Halaman Asli

Birgitta Wastu

Do good. And good will come to you.

Teori Belajar Kognitif Menurut Jerome S. Brunner

Diperbarui: 6 November 2021   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu dalam bentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati, namun pada dasarnya teori ini adalah tentang anak mendapatkan pengetahuannya dari pengalaman dan pengetahuan yang ada dalam dirinya. Secara sederhana, teori kognitif ini menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa proses, seperti mengingat, menyimpan, mengolah informasi, problem selving, perasaan, serta aspek-aspek kejiwaan lainnya.

Menurut Suyono dan Hariyanto (2011;74) teori kognitivisme diawali oleh perkembangan psikologi Gesalt yang dipelopori oleh Marx Wertheimer. Kemudian teori kognitivisme dikembangkan oleh Jean Piaget, lalu  seiring berjalannya waktu teori kognitivism dipelopori kembali oleh beberapa ahli psikologi yang terkenal, salah satunya adalah Jerome S. Bruner.

Jerome Bruner adalah seorang psikolog di bidang perkembangan dan kognitif yang lahir di New York dan wafat pada tahun 2016 di Manhattan, New York, Amerika Serikat dalam usia 100 tahun. Lebih dari 45 tahun Brunner menekuni psikologi kognitif sebagai suatu alternatif teori behavioristik dalam psikologi sejak pertengahan abad 20. Perkembangan kognitif Brunner menjadikan reformasi Pendidikan di Amerika Serikat dan juga di Inggris. Selain menjadi penasehat Presiden dalam bidang Saints, beliau juga banyak menerima penghargaan dan penghormatan dari Asosiasi Psikologi Amerika.

Ide dasar Brunner berasal dari teori Piaget yang menyatakan anak-anak harus berperan secara aktif dalam belajar di dalam kelas, dan Brunner pun mengemukakan  bahwa teori belajar model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh adalah Belajar Penemuan (Discovery Learning), yaitu dimana belajar melalui pengalaman sendiri dan berusaha untuk mencari penyelesaian pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya sehingga menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. 

Teori pembelajaran yang terkenal dari Brunner adalah teori belajar yang menggunakan konsep, yang dimaksud konsep disini adalah sebagai mengklasifikasikan objek, kejadian atau ide-ide yang ada pada objek, setiap kejadian , gagasan dengan ciri-ciri umum yang relevan. 

Menurut Brunner proses belajar adalah cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan dan mentransformasi informasi secara aktif. Ada 3 tahap dalam masalah yang dilakukan manusia saat menerima informasi dengan apa yang dilakukan sesudah memperoleh informasi untuk mencapai pemahaman yang memberikan kemampuan dalam berfikir, yaitu tahap informasi, tahap transformasi dan yang terakhir adalah tahap evaluasi.

  • Tahap informasi adalah tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalam baru. Dan dalam tahap ini pengetahuan yang diperoleh menjadi pengetahuan yang baru dan berfungsi sebagai tambahan, perluasan, pendalaman dari pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
  • Tahap Transformasi adalah tahap dimana pengetahuan yang dipeolah ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau konseptual. Dan hal ini bertujuan agar pengetahuan bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih luas.
  •  Tahap evaluasi, dimana anak dapat menilai apakah informasi yang diperoleh dan yang ditransformasi sudah benar atau tidak, sehingga dapat dimanfaatkan atau dipahami untuk memecahkan masalah.

Dalam penelitiannya tentang perkembangan kognitif anak, Brunner mengusulkan tentang tahapan  representasi, yaitu tahapan enaktif, ikonik, dan simbolik. Pada Tahapan Enaktif adalah perolehan pengetahuan dengan belajar secara aktif dengan berbuat atau melakukan sesuatu seperti learning by doing, dan juga anak dapat melakukan observasi dengan menggunakan benda-benda yang konkret atau dalam situasi yang nyata. Dengan tahapan pembelajaran ini guru bisa memanfaatkan pembelajaran digital seperti menggunakan video, applikasi digital (google maps, padlet, map, dll). 

Lalu pada tahapan yang kedua adalah Tahapan Ikonik adalah pengetahuan yang diwujudkan dlaam bentuk bayangan visual gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret yang terjadi pada tahap sebelumnya. Dengan tahapan ini, peserta didik pun dapat melakukan suatu observasi terhadap suatu realitas, tidak dengan secara langsung mengalaminya tapi cukup melakukannya melalui sumber-sumber sekunder seperti tulisan atau gambar-gambar. 

Tahapan yang terakhir dalam penelitiannya Brunner adalah Tahapan Simbolik, dimana pengetahuan direpresentasikan atau diwujudkan dalam bentuk symbol-simbol abstrak, seperti symbol verbal (huruf, kata, dan kalimat), lambang matematika, serta abstrak lainnya. Pada tahap ini, peserta didik dapat membuat abstraksi berupa teori, penafsiran dan analisis terhadap realita yang telah diamati dan dialami.

Pada akhirnya menurut hasil refleksi penulis adalah Teori belajar Brunner merupakan salah satu teori belajar yang mengedepankan proses belajar yang sistematika dan teratur, sehingga menghasilkan kualitas belajar yang baik. Melalui proses belajar melalui 3 tahap manusia menerima informasi sampai pada pencapaian pemahaman informasi serta belajar melalui tapan representasi enaktif, ikonik, dan simbolik, peserta didik dapat dengan mudah mencapai pengetahuan dalam perkembangan kognitifnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline