Lihat ke Halaman Asli

Lingkungan Nyaman, Karyawan Senang, Perusahaan Menang

Diperbarui: 12 Oktober 2024   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada dasarnya manusia memiliki berbagai alasan mengapa mereka bekerja. Ada yang melakukannya untuk mencari nafkah dan ada juga yang bekerja karena mereka memiliki gairah hidup yang tinggi akan pekerjaan tersebut. Namun apapun alasannya, manusia memiliki hak untuk diperlakukan secara manusiawi di tempat kerjanya. Tidak sedikit individu yang mengeluh mengenai tempat kerja mereka, tentang bagaimana mereka diperlakukan seperti mesin, rasisme, bullying, nepotisme, tekanan pekerjaan yang terlalu besar, dan masih banyak lagi. 

Contohnya adalah kasus bunuh diri seorang karyawati BRI pada tahun 2018 silam. Berdasarkan hasil penyelidikan, korban melakukan aksi tersebut karena tidak kuat lagi menghadapi situasi kerja yang terjadi. Tidak hanya itu, berdasarkan persentase dari International Labour Organization, sebanyak 70,93% pekerja Indonesia mengalami atau pernah menjadi korban penganiayaan di lingkungan kerja. Segala macam kekerasan dan penganiayaan tersebut mampu menciptakan ketidaknyamanan, baik bagi individu yang mengalaminya maupun para saksi mata. 

Ketidaknyaman dalam lingkungan kerja sendiri disebabkan oleh berbagai hal, seperti buruknya komunikasi antar anggota yang berakibat pada miskomunikasi dan tidak adanya kebebasan dalam berpendapat sehingga semua kritik maupun aspirasi tidak dapat disuarakan. Tidak hanya itu, ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya yang dimiliki dapat menghasilkan suatu kesenjangan sehingga menimbulkan stress pada individu tersebut. Seluruh hal ini dapat menciptakan suatu ketegangan dalam individu yang mampu mempengaruhi emosi, proses berpikir, serta kondisi kesehatan seseorang secara fisik dan mental. 

Stress yang didapatkan dari tempat kerja ini dapat menyebabkan terjadinya burnout. Burnout dapat diartikan sebagai kondisi di mana suatu individu mengalami kelelahan mental ataupun kelelahan kerja. Menurut survei yang dilakukan oleh CNN Indonesia pada tahun 2021, sebanyak 77,3% dari 321 karyawan pernah mengalami burnout pada saat bekerja. Hal ini bisa mempengaruhi motivasi dan kinerja individu. Motivasi yang rendah dapat membuat kinerja suatu individu menurun sehingga hasil yang didapatkan tidak optimal. Penurunan motivasi sendiri dapat mengakibatkan penurunan produktivitas pula. 

Seluruh stress yang terakumulasi bisa berdampak negatif pada organisasi atau tempat kerja individu tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyak kasus yang terjadi di mana karyawan mengundurkan diri dari posisi pekerjaan mereka karena ketidaknyamanan yang dirasakan saat bekerja. Menurut Employee Stress Check 2022 Report dari Talkspace, ditemukan bahwa terdapat 51% dari 1400 orang yang mengundurkan diri karena burnout. Akan tetapi, 66% dari mereka juga menyatakan bahwa bisa saja terjadi perubahan keputusan apabila tempat kerja mereka menyediakan layanan kesehatan mental.

Sudah menjadi tanggung jawab sebuah perusahaan untuk memiliki lingkungan kerja yang mampu mendukung seluruh karyawannya. Bila perusahaan memiliki kesadaran terhadap pentingnya kesehatan mental setiap individunya, maka akan tercipta lingkungan kerja yang nyaman dan aman. Melalui kenyamanan tersebut, produktivitas serta kinerja karyawan dalam bekerja akan meningkat. Selain itu, berdasarkan artikel yang dibuat oleh National Library of Medicine pada tahun 2022, korban gangguan mental bisa mengalami pemulihan lebih cepat jika mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya. Sama halnya dalam sebuah lingkungan kerja, dukungan yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawannya yang memiliki gangguan mental dapat membuat mereka pulih lebih cepat dan mampu kembali bekerja secara produktif.

Oleh karena itu, penting bagi semua organisasi dan perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi setiap individunya. Apabila hal tersebut dapat terjadi, maka setiap individu yang dapat menampilkan potensi maksimal mereka. Hal ini tentunya menguntungkan kedua belah pihak karena perusahaan dan organisasi tersebut jadi memiliki individu yang kompeten dan individu tersebut memiliki lingkungan kerja yang aman dan nyaman untuk bekerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline