Kemarin, Minggu, 21 Agustus 2016, dalam acara Karnaval Kemerdekaan Danau Toba, puluhan ribu orang menyemut di sepanjang jalan dari Soposurung hingga Simpang Sibulele sejauh hampir 4 kilometer.
Sepanjang jalan massa histeris meneriakkan Pak Jokowi !! Pak Jokowi !! Pak Presiden !! Tuhan Memberkati Bapakkk!!! Tuhan berkati Bapak!!!
Suara suara itu berkelebat sahut sahutan disepanjang jalan berpadu dengan suara tetabuhan gondang Batak. Presiden Jokowi bersama Ibu Negara nampak begitu sumringah senyum dan melambaikan tangannya ke arah warga yang menyemut sejak pagi hari.
Ibu Negara yang terlihat anggun menarik membalas dengan senyum menawan. Tampak ekspresi gembira diwajahnya. Tidak menyangka mendapat sambutan hangat dan luar biasa dari warga Batak. Seolah olah mereka adalah Sultan Yogya yang sedang naik kereta kencana dalam kirab kerajaan di Alun Alun Utara Yogyakarta.
Di atas kendaraan hias yang ditumpangi Presiden Jokowi dan Ibu Negara terlihat juga Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Ibu Devi Pandjaitan yang nampak begitu gembira. Sesekali terlihat Bu Devi menjadi penterjemah bahasa Batak untuk Ibu Negara. Bu Iriana nampak manggut manggut saat Bu Devi mengartikan pantun pantun dan ucapan pengharapan doa bahasa Batak yang diucapkan Raja Adat buat Pak Jokowi dan Ibu Negara.
Dalam pawai Kemerdekaan itu terlihat ratusan inang inang memakai kebaya dan ulos Batak. Mereka tampak menjunjung tandok berisi beras di atas kepala. Terlihat cantik, anggun dan indah menawan. Mereka dengan muka riang berjalan berlenggak lenggok gemulai mengiringi kendaraan hias yang ditumpangi Presiden Jokowi.
Para Ibu ibu ini sedari subuh sudah berdandan. Mempersiapkan dirinya sesempurna mungkin. Pergi ke salon berhias yang terbaik. Memakai baju terbaik. Mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk mempersembahkan yang terbaik buat tamu terhormat, orang nomor satu di republik, Presiden Jokowi dan Ibu Negara. Para suami rela mengeluarkan kocek lebih demi dandanan terbaik istrinya. Kapan lagi istriku terlihat cantik kalo tidak sekarang. Maklum selama ini para istri bekerja keras bertani dan manonun membantu suami. Begitulah kira kira benak para suami mereka.
Para inang inang ini berjalan sejauh 4 km, berjalan tenang dan gembira tanpa lelah. Menjunjung tandok berisi beras 3 -5 kg terbaik miliknya. Beras sebagai lambang persembahan untuk tamu istimewa. Kedua tangannya diapitkan menyembah para tamu. Tandok tetap duduk manis diatas kepala tanpa bergeser miring atau jatuh. Kayak di film film kungfu aja. Hehehe
Tandok adalah alat hantaran atau wadah yang terbuat dari anyaman bayon (pandan). Bagi orang Batak, tandok sangatlah penting dan digunakan saat upacara adat dan seremonial lainnya. Pada umumnya wadah ini untuk tempat beras/ padi yang dihantar/ dijungjung sebagai persembahan.
Kaum ibulah yang mengusung tandok di semua acara adat dan seremonial lainnya. Dalam upacara Batak, tandok akan dijungjung di atas kepala oleh kaum ibu sambil manortor (menari). Biasanya tandok akan diusung dalam acara adat seperti, Pesta Mangadati, Mangongkal Holi, Upacara Adat tu na monding, Tardidi, Ulang Tahun, Syukuran, Pesta Bona Taon dll.
Puluhan ribu manusia turut hadir menyaksikan persembahan terbaik orang Batak kepada Presiden Jokowi. Persembahan nan tulus yang dibawa perempuan Batak itu sebagai simbol doa dan pengharapan orang Batak se dunia.