Pengalaman terbesar dalam hidup adalah ketika kita hanya memberi tanpa syarat apa pun, tanpa harapan apa pun yang sederhana, Contohnya dengan mengucapkan "Terima kasih." Sebaliknya, cinta sejati dan autentik terasa berkewajiban kepada orang yang telah menerima cintanya. Dia bisa menolaknya.
Ketika kita mulai memberikan cinta dengan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua orang yang menerimanya, Kita akan terkejut bahwa kita telah menjadi seorang kaisar - tidak lagi menjadi seorang pengemis yang meminta cinta dengan mangkuk pengemis, mengetuk setiap pintu berharap ada makhluk yang dapat memberikan sebuah Cinta.
Namun, tak ada seseorang yang dapat memberikan cinta yang diinginkan karena pada dasarnya setiap manusia dalah pengemis cinta dan kasih sayang Tuhan.
Saya pernah mendengar tentang dua peramal hebat.
Setiap pagi mereka biasa bertemu di perempatan tertentu. Dari perempatan itu mereka berjalan menuju jalan yang berbeda untuk menentukan nasib hidup mereka selanjutnya;
Kedua peramal itu berlatih di berbagai bagian kota. Tapi hampir setiap ritual yang dilakukan sehari-hari, mereka selalu bertemu di perempatan sebelum berangkat menuju bagian kota mereka.
Mereka dulu saling menunjukkan tangan, bertanya, "Apa takdir saya hari ini? Apakah Saya telah melakukan hal yang bermanfaat hari ini?"
Mereka adalah ahli ramal yang namanya sangatlah besar dan masyhur di mata masyarakat - mereka selalu memberi tahu orang-orang tentang nasib mereka, akan tetapu mereka tidak tahu nasib mereka sendiri, dan mereka harus berkonsultasi dengan ahli ramal lain untuk mengetahuinya.
Mereka masing-masing membaca kalimat yang lain dan memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya melalui fenomena semesta yang terjadi dihadapannya.
Pengemis saling meminta cinta, selalu merasa frustrasi dan marah karena cinta itu tidak datang. Tetapi ini pasti akan terjadi.
Cinta adalah milik dunia kaisar, bukan pengemis. Dan seorang pria adalah seorang kaisar ketika dia begitu penuh cinta sehingga dia bisa memberikannya tanpa syarat apa pun.