Lihat ke Halaman Asli

Peluncuran Plaza Reformasi Prasasti Tragedi Mei 1998 dan 10 Taman Kota Jakarta

Diperbarui: 11 Februari 2016   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meresmikan sepuluh RTH dan Plaza Prasasti Tragedi Mei 1998. Acara yang bertempat di Taman Jagakarsa, Jl. H. Mahjur, Lenteng Agung-Jakarta Selatan ini merupakan bagian dari Program #AyoKeTaman yang dicanangkan oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta sejak 4 Oktober 2015 lalu, dan juga sebagi wujud kepedulian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kebutuhan RTH bagi warga di Ibukota.

Peresmian ini dihadiri oleh masyarakat di lingkungan Taman Jagakarsa dan berbagai komunitas pegiat lingkungan, antara lain Biological Science Club (BScC)-Fakultas Biologi UNAS, Biological Bird Club “Ardea” Fakultas Biologi UNAS, Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI, Komunitas Hijau, Suar Art Space, IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), Ikatan Arsitek Lansekap Indonesia (IALI), dan IMASTA (Ikatan Mahasiswa Teknik Sipil Tarumanegara).

Menurut Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) “Taman Jagakarsa memiliki keunikan tersendiri dengan lokasinya yang diapit pemukiman padat pada bagian utara, barat dan timur”. “Pada bagian selatan berbatasan dengan Sungai Ciliwung sehingga Taman Jagakarsa berpotensi untuk menjadi waterfront garden. Dengan kontur yang beragam, slooping (menurun) ke Sungai Ciliwung sehingga menimbulkan sensasi tersendiri pada saat berada di taman tersebut” Tambah Ahok.

Pada level tertentu, kita dapat melihat Sungai Ciliwung dari kejauhan. Pengolahan sirkulasi, entrance area dan plaza serta fasilitas taman lainnya memanfaatkan profil kontur alami lahan yang berbukit. Pada titik-titik tertentu Taman Jagakarsa dibangun plaza beserta tempat duduk untuk bercengkrama sambil menikmati pemandangan aliran Sungai Ciliwung.

Fasilitas shelter, lapangan olahraga multifungsi, outdoor fitness dan tension membrane merupakan pendukung aktivitas warga di dalamnya. Dengan konsep natural, dibangun pula jembatan gantung di sisi bagian barat taman. Jembatan ini merupakan satu-satunya jembatan goyang di taman milik Provinsi DKI Jakarta.

 “Selain sebagai sarana olahraga dan rekreasi, taman yang sudah dibangun diharapkan dapat berfungsi sebagai sumber resapan air, penghasil oksigen dan sarana edukasi tentang potensi keanekaragaman hayati yang berada di dalamnya bagi seluruh masyarakat DKI Jakarta” Ujar Koordinator Cap(na)ture Jakarta Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI, Ahmad Baihaqi yang merupakan lulusan Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta.

Selain peresmian sepuluh taman, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta juga meresmikan sebuah Plaza Reformasi di TPU Pondok Rangon sebagai Monumen Tragedi Mei ’98 yang dibangun untuk mengenang mereka yang gugur dalam peristiwa yang terjadi pada Bulan Mei tahun 1998, peristiwa yang mengawali lahirnya perjuangan Reformasi dan untuk mereka yang berjuang untuk keadilan dan demokrasi sampai saat ini.

Pada monumen tersebut dibuat sebuah Prasasti berbentuk tangan dengan untaian kain sobek yang belum selesai dijahit dengan jarum dan benang, menggambarkan situasi korban yang hingga kini masih terluka akibat peristiwa tersebut. Mereka tidak lelah dan terus memperjuangkan hak-haknya sebagai warga negara.

[caption caption="Illustrasi Coretan Tembok Tragedi Mei 1998 (JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)"][/caption]

www.biodiversitywarriors.org

Penulis: Abay/BW
Editor: FDS/BW

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline