Lihat ke Halaman Asli

Sinergi kerja di Pintu Air Manggarai Jakarta

Diperbarui: 15 April 2016   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA --- Dalam menghadapi musim penghujan di bulan tertentu, Pintu Air Manggarai yang berada dibawah kendali Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemprov DKI Jakarta belum memiliki alternatif lain dalam hal penanggulangan selain menunggu rampungnya sodetan kali ciliwung yang dilakukan di daerah kebon nanas ke arah Waduk Banjir Kanal Timur (BKT). 

Akan tetapi Pintu Air Manggarai terus melakukan usaha terpadu dalam bentuk pemanfaatan Waduk Banjir Kanal Barat (BKB) bersinergi dengan Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini UPT Air dalam hal penanganan sampah yang memenuhi sungai/kali serta normalisasi sekaligus pengerukan sungai ciliwung dibeberapa titik rawan luapan air.

[caption caption="Pintu air Manggarai Jakarta"][/caption]"Pintu Air Manggarai sangat vital sekali mengingat disini menentukan apakah Jakarta mengalami banjir atau tidak, karena kiriman air dari waduk katulampa Bogor akan menuju ke tempat ini terlebih dahulu sebelum terpecah-pecah diberbagai anak sungai atau kali," Dian Nurcahyo, Kepala Operasional Pintu Air Manggarai memaparkan di tempat kerjanya.

Pintu Air Manggarai memiliki beberapa aliran atau perpecahan air sungai, diantaranya Ciliwung kota, Kali Surabaya, dan Banjir Kanal Barat, sehingga nantinya aliran air dari Pintu Air Manggarai langsung mengarah ke wilayah Istiqlal, Pasar baru, Gajah mada, dan Gunung Sahari. Dari sinilah dapat dilihat pembuktian bahwa Pintu Air Manggarai memegang peran penting dalam mengendalikan kubik air di wilayah Jakarta.

"Standard Operation Procedure (SOP) kami adalah, jika volume air di BKB sudah sampai taraf maksimal, maka saat itulah harus dilakukan pembukaan jalur ke arah ciliwung kota. Hal ini untuk mengurangi beban kubik air Banjir Kanal Barat demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun pembukaan Pintu Air Manggarai ke arah Ciliwung kota itu sendiri merupakan tingkatan Siaga1 jadi harus menunggu komando dari Gubernur DKI Jakarta," tambah Dian.

[caption caption="Pusat Kendali Pintu Air Manggarai di Jl Tambak 59 Jakarta Pusat"]

[/caption]Perhitungan serta kalkulasi harus akurat dalam membuka Pintu Air Manggarai. Yang terutama adalah pertimbangan dari Pasang-surut air laut, dan kesiapan pompa-pompa air yang akan membuang air ke laut. Tanpa adanya perhitungan yang tepat maka pembukaan Pintu Air Manggarai akan mengakibatkan Jakarta mengalami bahaya luapan air dalam kubik yang besar atau disebut Banjir.

Pintu Air Manggarai yang sebelumnya hanya memiliki 2 (dua) pintu air mendapat tambahan 1 (satu) pintu air baru diawal tahun 2015. Hal ini semakin menambah fungsi vital Pintu Air Manggarai dalam menampung aliran air sekaligus memecahkan aliran tersebut ke berbagai arah menuju hilir sungai ciliwung.

"Sekarang kami berkonsentrasi memantau aliran air ke arah Pintu Air Manggarai saja. Dan untuk penanganan sampah di sungai/kali sekaligus pengerukan untuk menambah kedalaman sungai/kali di wilayah-wilayah DKI Jakarta di laksanakan oleh UPT Air dari Dinas Kebersihan Pemprov DKI Jakarta. Sinergi kerja ini berjalan lancar namun akan lebih lancar lagi jika memang masyarakat lebih meningkatkan kesadarannya untuk tidak membuang sampah di sungai," pungkas Dian.

Sinergi kerja dibarengi kerja keras berbalut ketekunan dapat membuahkan hasil yang positif, dan kita dapat melihatnya di musim penghujan nanti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline