Lihat ke Halaman Asli

China-Yuan sebagai Mata Uang Internasional dan Dampaknya bagi Indonesia

Diperbarui: 15 April 2016   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA --- Sejak beberapa bulan belakangan ini mata uang China yaitu Yuan terus berusaha merangkak naik terutama head-to-head dengan mata uang negara-negara asia lain yang sudah terlebih dahulu berkelana di dunia Internasional, seperti Japanese-Yen dan Singapore-Dollar. Sesuai data online terbaru kurs 1 yuan sama dengan 0,22 singapore-dollar (SGD) dan 1 yuan juga sama dengan 19,26 japanese-yen. Dan tepat tanggal 01 Desember 2015, IMF ( International Monetary Fund ) mentahbiskan Yuan sebagai Mata uang internasional.

Pergerakan Yuan mungkin terlihat agak lambat dalam menekan ataupun ingin head-to-head dengan mata uang asia lainnya, namun Yuan terlihat dapat terus menekan Rupiah yang merupakan mata uang Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tercatat hari ini (07/12/2015) secara update online, 1 Yuan sama dengan 2.160 rupiah. Bisa dibayangkan jika nantinya 1 yuan menembus 2.500 rupiah maka hal ini dikatakan oleh beberapa pengamat dan praktisi merupakan peluang bagi Indonesia meningkatkan aliran investasi dari luar ke dalam negeri.

[caption caption="Nilai Yuan dalam Rupiah"][/caption]

Praktisi bursa berjangka sekaligus Senior Oversea Consultant, Mr.Jason Torres beranggapan pergerakan Yuan belum terlalu berpengaruh besar di dalam bursa berjangka Forex (mata uang) karena Yuan belum bisa memberikan tekanan berarti terhadap japanese-yen, british-pound, euro, maupun kepada singapore-dollar (SGD) yang notabene merupakan mata uang andalan sebagai nilai tukar di dunia bisnis berjangka indonesia dan asia tenggara.

" mungkin pengaruh nya nanti lebih besar ke nilai investasi baru baik on-progress maupun masih dalam tahap negosiasi antara pemerintah Indonesia dengan China. Semakin menguatnya nilai Yuan terhadap Rupiah-Indonesia yang dimulai sejak tahun 2013 sampai puncaknya tahun 2015 ini berbanding sama dengan investasi China di Indonesia yang semakin meningkat setiap tahunnya," tutur pria murah senyum yang sudah sepuluh tahun terjun di dunia berjangka Indonesia dan mass marketing.

Belakangan ini pemerintah Indonesia memang semakin getol mengikat kerjasama investasi dengan China di segala bidang. Namun seiring dengan itu, China juga terus meningkatkan lobby mereka kepada Barat maupun Amerika agar bisa meningkatkan kerjasama bilateral maupun multilateral di segala bidang.

Hal ini memberikan sedikit penekanan interaktif bahwa China sangat serius melakukan tekanan sejak awal demi meloloskan Yuan menjadi mata uang Internasional yang diperhitungkan sekaligus mampu head-to-head dengan mata uang kuat lainnya yang selama ini menguasai pasar bisnis dunia internasional.

[caption caption="Suasana Ruangan Kerja Mr.Jason Torres"]

[/caption]

Namun Jason Torres sedikit mengingatkan, bahwa setiap ikatan bisnis ada pengaruhnya buat masa depan bagi kedua belah pihak yang berbisnis.
" semakin lama nantinya indonesia akan semakin memiliki ketergantungan terhadap investasi dari China, sama seperti dulu ketika memulai ikatan kerjasama dengan Barat maupun Amerika. Hal tersebut akan berlaku sama, nantinya nilai Yuan semakin kuat menekan rupiah secara perlahan. Akan tetapi semua bisnis ada resiko, sama seperti bisnis berjangka, namun resiko dapat diminimalisir jika kita mempunya tim konsultasi yang baik dan penilaian yang akurat. Saya rasa Indonesia bisa melakukan itu," pungkasnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline