"Menjadi tua itu kepastian. Tetapi menjadi dewasa itu pilihan."
Begitulah petikan quote yang berkaitan dengan masalah umur. Umur sering di ibaratkan seperti es batu. Di gunakan atau tidak digunakan ia tetap akan mencair.
Oleh karenanya jangan menghabiskan umur dengan sesuatu yang sia-sia. Ia adalah salah satu amanah dari sang pencipta yang akan dimintai pertanggung jawabannya nanti di akhirat.
Lalu umur yang bagaimana yang kita harapkan?
Sering kali kita terjebak dengan ucapan panjang umur entah pada saat kita terkenang hari lahir kita atau hari lahir orang lain.
Umur panjang mungkin berlaku bagi para nabi terdahulu. Beberapa nabi pun ada berumur sampai ribuan tahun. Seperti nabi Adam as yang berumur hingga 1000 tahun.
Lalu diikuti oleh nabi Nuh 950 tahun. Kemudian nabi Daud as 100 tahun. Meskipun tak semua para nabi berumur panjang. Ada juga nabi yang berusia masih muda. Ada yang 30 tahun. Ada yang 32 ada 33 tahun. Tergantung dengan takdir-Nya masing-masing.
Nabi Muhammad Saw pun hanya sampai di umur 63 tahun. Umatnya pun sebagian besar diperkirakan hampir sama dengan nabinya.
Kini banyak sebagian orang-orang yang diberikan umur panjang tetapi sayang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Umur telah melebihi nabi Saw tetapi tak menyadari kalau sudah tua. Dalam hal makan masih suka dengan yang makanan yang manis-manis.
Masih suka dengan daging kambing. Masih suka merokok. Masih suka begadang. Kadang kehidupannya masih suka di penuhi drama. Padahal sudah waktunya untuk tidak mengeluh sakit hati dengan omongan orang lain. Karena sudah kalah dengan sakit sendi, sakit tulang atau sakit pinggang.
Bagaimana kiat mengejar umur yang berkah?