Lihat ke Halaman Asli

Sinta Rahmawati Yatullatifah

Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam UIN Sunan Gunung Djati

Keterampilan Konselor sebagai Pendengar Aktif bagi Konseli

Diperbarui: 16 Maret 2024   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Proses pemberian bantuan kepada individu atau kelompok masyarakat dengan dirinya dan masyarakat merupakan Bimbingan Konseling Islam. Proses bimbingan dan konseling umumnya dilakukan melalui tatap muka, namun lebih dari itu seorang konselor dapat memanfaakan media komunikasi seperti radio, TV, film, dan juga media komunikasi lainnya. Aktivitas konseling dikatakan efektif ketika terdapat komunikasi yang efektif antara konselor dan klien. Tentu hal ini menuntut seorang konselor untuk mampu berkomunikasi secara efektif agar pelaksanaan proses konseling berjalan maksimal.

Komunikasi secara efektif digunakan untuk membina hubungan baik selama proses konseling berlangsung. Neukrug (1992) menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat membantu konselor dalam membangun hubungan baik dalam sesi konseling antara lain ketrampilan mendengarkan, menunjukkan empati, dan menggunakan ketrampilan diam secara efektif. Hal tersebut sependapat dengan McKay, Davis dan Fanning (1992) yang menyampaikan bahwa keterampilan mendengarkan merupakan kemampuan dasar yang esensial dalam komunikasi untuk membuat dan mempertahankan hubungan. Melalui mendengarkan, konselor mampu memahami apa yang konseli sampaikan sehingga mampu memberikan respon baik verbal maupun non-verbal dengan tepat.

Konselor juga harus memiliki keterampilan mendengar yang efektif, seperti memahami perasaan konseli, memahami isi pembicaraan, dan menggali informasi yang diperlukan. Keterampilan mendengar dalam konseling adalah keterampilan yang mendasari keterampilan konselor lainnya, seperti refleksi isi konseling dan perasaan konseli. Mendengar aktif adalah proses mendengar secara penuh, dengan konsentrasi, empati, dan fokus penuh. Seorang konselor yang mendengarkan efektif dapat membantu membangun kepercayaan, meyakinkan konseli bahwa konselor mengerti dan memahami permasalahannya.

Kemampuan meyakinkan konseli dari seorang konselor didukung beberapa komponen diantaranya keterampilan konseling mendengar, yakni Mendengar dengan jelas. Konselor hanya mendengarkan tanpa menilai atau menghakimi apa yang dikatakan orang lain. Refleksi, menyimpulkan dan mengulang secara sederhana apa yang dipikirkan dan dirasakan orang itu. Parafrase, menyatakan kembali isi dari pernyataan konseli dengan kata-kata yang sama atau dengan jumlah perkataan yang lebih sedikit. Empati menunjukkan empati pada saat mendengar, terlepas dari konselor memiliki sudut pandang yang berbeda dengan konseli.

Keterampilan konselor sebagai pendengar aktif bagi konseli merupakan faktor penting dalam proses konseling. Konselor yang mendengarkan dengan baik juga dapat membantu mengurangi kesalahpahaman antara konselor dan konseli, yang akan mempengaruhi proses konseling selanjutnya. Konselor sebagai pendengar yang aktif memiliki beberapa kualitas yang harus dipelajari, seperti: Mampu berhubungan dengan orang-orang dari kalangan sendiri, dan berbagi ide-ide. Menantang klien dalam konseling dengan cara-cara yang bersifat membantu. Memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respons yang bermakna. Keinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang dengan klien dalam konseling.

Untuk mendapatkan keterampilan mendengar yang baik, seorang konselor harus dilatih dan dikembangkan secara terus-menerus. Konselor juga harus memiliki kesabaran, toleransi terhadap ambiguitas, mampu berdampingan dengan klien, dan memiliki kemampuan mendengarkan dengan empati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline