Lihat ke Halaman Asli

Membangun Kandang Macan tetapi Isinya Kucing

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kalimat pada judul ini saya dapatkan dari seorang doktor yang mengajar di ITB namun disela kesibukannya masih menyempatkan diri untuk berdakwah secara gratis dari masjid ke masjid. Kiasan tersebut ditujukan kepada maraknya konsepsi untukmenegakkan khilafah islam dalam pengertian sebagai sebuah negara yang berdasarkan kepada syariah islam sebagai konstitusi.

Beliau mengatakan hal tersebut dapat diibaratkan dengan orang-orang yang sibuk membangun kandang macan lengkap dengan tulisan AWAS KANDANG MACAN yang segede gaban namun apa lacur yang mengisi didalamnya hanyalah sekelompok kucing kudisan. Meskipun masih satu rumpun namun kucing tidak akan bisa menjadi macan apalagi kucing yang penyakitan. Khalayak ramai pun hanya akan tertawa terbahak-bahak melihat kandang yang demikian.

Sebaliknya jika seseorang membawa pulang ke rumah seekor macan dan mengikatnya di pohon depan rumah maka orang-orang pasti akan mahfum bahwa disitulah rumah macan. Pada awalnya mungkin belum tersadar namun jika sang macan sesekali mengaum pasti semuanya bakal mengerti bahwa ada macan di depan rumah.Tanpa berkoar kesana kemari sudah barang tentu rumah itu akan dikenal sebagai SARANG MACAN.

Semoga tulisan ini dapat diambil hikmahnya dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian, segala kritik dan saran diterima dengan tangan terbuka baik melalui komentar maupun pesan pribadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline