Lihat ke Halaman Asli

Omega Tatakan Kue. Konsistensi Berdikari di Bidang Ekonomi dan Berkonstribusi Memberdayakan Masyarakat Duren Sawit Jakarta Timur

Diperbarui: 20 Desember 2024   23:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bu Lizma : Owner Omega Tatakan Kue

Jika mendengar Kota Jakarta, pastilah tak asing dengan suasana keramaian, kepadatan, dan dinamika persaingan yang tak dapat terelakan. Terlebih lagi dalam Bidang Ekonomi. Minggu ini kami berkunjung ke Jakarta bagian timur yant biasa disingkat "Jaktim". Jaktim adalah Kota yang menjadi bagian DKJ (Daerah Khusus Jakarta) yang populasi masyarakat nya di data terakhir sekitar 3.314.396. Angka  populasi yang cukup fantastis di banding Jakarta bagian lain, dari Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu, Kota Jakarta Timur menjadi yang paling banyak di huni oleh masyarakat Jakarta. Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki presentasi IPM (Indeks Pembangunan Manusia) dengan data terakhir di tahun 2024 tergolong tinggi yaitu di angka 84,13. Yang mana Jakarta Timur termasuk menjadi Kota yang progressif dalam jenjang Pendidikan, Kesehatan, dan Harapan Hidup. Sehingga dengan data tersebut kami memandang Kota Jakarta Timur menjadi Kota yang padat dan dengan pembangunan pesat. Termasuk pula Kreatifitas masyarakat dalam bidang ekonomi.

karena asumsi awam kami bahwa populasi masyarakat yang padat, akan menimbulkan persaingan yang ketat. Dalam persaingan yang ketat, pastilah memerlukan kreatifitas untuk menghadirkan inovasi yang mampu bersaing dalam bidang - bidang yang sedang digeluti oleh pelaku ekonomi, lingkungan, sosial, budaya dan poitik.

Di Jakarta Timur Kecamatan Duren Sawit Jl. Swadaya 1 kami berkesempatan untuk berbincang dengan ibu lisma owner dari Omega Tatakan Kue. Sebuah usaha yang bagi kami masih awam di telinga kami, namun sering dijumpai pada saat datang ke toko roti, maupun menghadiri acara - acara seremonial seperti pernikahan, ulang tahun, maupun hajatan lainnya. Tatakan kue/cake base adalah peralatan makan yang salah satu fungsinya adalah menjadi wadah atau tempat untuk kue basah/kering, roti, dan makanan jenis lain untuk di hias, maupun di jadikan alas untuk tiap jenis kue yang di hidangkan. Tatakan kue sendiri berbahan dasar Triplek murni yang dari jenis kekayuan, dan voil yang membungkus Triplek tersebut yang aman untuk makanan. Bermacam - macam bentuknya, ada yang persegi, bukat, segi enam dan menyesuikan konsumen.

Pada kesempatan ini, kami berkunjung pada salah satu usaha tatakan kue yang bernama "Omega Tatakan Kue" yang prakarsai oleh ibu Lizma, seorang ibu rumah tangga. Alamatnya di Jalan Swadaya, daerah Duren Sawit, Kota Administrasi Jakarta Timur. Ibu Lizma telah menekuni usaha di bidang tatakan kue sudah cukup lama sejak tahun 2008 yang berarti sudah berjalan sekitar 16 tahun. Diawali dengan menjadi distributor tatakan kue silver, hingga memulai untuk merintis berdikari dengan menjadi produsen mandiri. Dalam pabrik produsen tatakan kue,  Karyawan yang ber oprasi sekitar 25 orang. Meliputi Karyawan Produksi, Packing, Sales, Driver, dan Admin. Dalam sehari Omega Tatakan Kue dapat memproduksi tatakan kue berkisar 300 - 350 lusin. Apabila di hitung per satu lusin berisi 12 pcs tatakan kue, maka kekuatan produksi Omega Tatakan Kue dari 3.600 - 4.200 pcs tatakan kue.

Tak hanya memperkerjakan karyawan tetap, ibu Lizma sebagai owner pun bermitra dengan karyawan rumahan yang di dominasi oleh ibu - ibu rumah tangga. Para ibu rumah tangga bertugas untuk mengemas tatakan kue dan menyetor tatakan pada tiap jadwalnya. Rata - rata pekerja lepas seperti ibu - ibu rumah tangga mampu memproduksi di sekitar 20 - 35 lusin, bila di hitung per pcsnya maka seorang ibu rumah tangga memproduksi dari 240 - 420 tatakan kue. Ketika saya mewawancarai ibu Lizma selaku owner, saya mengajukan pertanyaan dengan "apa motivasi ibu Lizma untuk memutuskan mengajak ibu - ibu tetangga berkerja di Omega Tatakan Kue?"

Beliau Menjawab " Saya mempunyai keinginan   untuk berusaha bermanfaat di lingkungan masyarakat, dari situlah saya termotivasi dengan mengajak saudari kami ibu - ibu rumah tangga  di daerah kami, bisa memberikan kemanfaatan dengan memberikan kegiatan positif setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, agar ada kemanfaatan yang bisa di rasakan oleh masyarakat juga. Karena bagi saya, pekerjaan bukan hanya mencari nafkah saja, mencari keuntungan saja, atau mencari kepentingan yang lain. Bagi saya pekerjaan adalah ibadah, yang selalu harapkan supaya disetiap pekerjaan ada keberkahan untuk keluarga, dan tempat kerja."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline