Lihat ke Halaman Asli

Merintis Usaha di Masa Muda: Seorang Mahasiswa Sukses Membangun Bisnisnya yang Kini Merambah ke Pasar Retail

Diperbarui: 17 Mei 2024   04:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumentasi pribadi Andhika

Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, Andhika Mahendra, remaja yang kini berusia 21 Tahun berasal dari Tasikmalaya itu berhasil merintis bisnisnya yang kini sukses merambah pasar retail.  Dengan tekad yang kuat, Andhika tidak hanya menciptakan peluang usaha bagi dirinya sendiri, tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang di sekitarnya. 

Sumber : Instagram pribadi Andhika @andhika.mahendraaa

Meracik Latte yang kini berhasil merambah pasar retail awalnya muncul karena rasa suka Andika pada kopi. Andhika sebagai remaja yang saat itu tinggal di Tasikmalaya sering kali bermain dan menghabiskan waktunya di sebuah coffee shop. “Pada saat itu saya lagi nongkrong di coffee shop yang membuat dan membuat menunya tersendiri gitu. Ada satu coffee shop di Tasikmalaya yang menunya itu tidak seperti coffee shop lain yaitu dari racikan sendiri racikan yang diseduh dan dijual di kafe tersebut” ujarnya.  Terinspirasi dari keunikan dan rasa yang diracik, Andhika melihat peluang untuk menjual powder latte art secara retail. “Saya rasa peluang untuk rasa dari powder yang ada di coffee shop ini akan lebih besar bilamana dijual secara retail”  Tambah Andhika. 

“ Saya mengusung sebuah ide untuk membawa meracik latte untuk dijual hanya powdernya dan bukan cafe, bukan dalam bentuk cafe gitu” katanya. Dengan ide yang di dapat dari salah satu coffee shop yang didatangi dan membuahkan rasa kagum itu, Andhika mulai membentuk tim yang terdiri dari empat teman untuk merealisasikan visinya. Mereka mulai mengurus segala hal seperti dari hak kekayaan intelektual (HAKI), desain kemasan, sertifikasi halal dan nutrisi. Usaha yang Andhika lakukan ini membuahkan hasil ketika produk mereka berhasil masuk ke pasar retail di Tasikmalaya.

Pemicu utama munculnya ide bisnisnya adalah saat situasi pandemi lalu, yang banyak memakan korban salah satunya adalah penutupan banyak tempat. Saat itu kafe tempat dirinya bekerja menjadi salah satu tempat yang menjadi korban dari pandemi tersebut. "Waktu itu banyak kafe terpaksa tutup, sementara tempat belanja seperti minimarket tetap buka," ujar Andhika. Melihat peluang ini, Andhika berpikir untuk menjual powder latte art secara retail, sehingga bisa diakses lebih luas tanpa harus membuka kafe. Selain situasi ini, Andhika pun memiliki pengalaman menjadi barista yang menurutnya sangat melelahkan terutama bagi seusia dirinya yang ingin memiliki waktu luang untuk bermain seperti remaja pada umumnya. Hal ini menjadikan Andhika berpikir bagaimana caranya berbisnis tanpa harus selalu standby menjaga hal tersebut. “Dari itu saya waktu itu ya sempat terpikir juga gimana caranya bisa menjual barang. Tapi kita nggak perlu selalu harus ngejagain barang tersebut. Itu makanya tercetuslah terpikirlah ide untuk memasukkan laki laki ke pasar retail tadi” Tambah Andhika Owner/CEO dari Meracik Latte. 

Sumber : Instagram @meraciklatte

Dalam membangun Meracik Latte, Andhika memiliki motivasi yang kuat yakni memiliki keinginan dalam memanfaatkan dan tidak menyia-nyiakan masa mudanya dan mengisi waktunya dengan hal yang positif. Hasil yang dirasakan dirinya juga menjadi motivasi untuk terus mengembangkan Meracik Latte. Andhika menyebutkan bahwa dengan usaha ini, dirinya bisa membantu orang sekitarnya yang menjadi momen terbaik dalam hidupnya selama menjalani bisnis ini. Dengan hal-hal kecil yang dialaminya selama merintis hingga sekarang Andhika menjadikan hal tersebut sebagai motivasinya dalam terus mengembangkan bisnis ini. 

Namun, perjalanan Andhika dalam membangun bisnis tidak mudah, dirinya mengakui memiliki hambatan atau  tantangan tersendiri saat merintis bahkan hingga sekarang. Menjaga konsistensi dan semangat dalam membangun bisnis menjadi tantangan baginya yang juga seorang remaja terutama ketika dirinya melihat teman-teman seusianya bisa bebas menghabiskan waktunya tanpa harus membagi waktu dan memikirkan hal seserius bisnis. "Saya masih terkadang ada rasa untuk ingin nongkrong dan main bersama teman-teman," kata Andika. Selain itu, menjadi mahasiswa adalah hal yang memberikan tantangan baginya karena dirinya harus membagi waktu antara kuliah dan kegiatan bisnisnya. “Jadi saya nggak bisa meluangkan waktu sebanyak itu untuk kegiatan kegiatan di kampus karena ada perlunya waktu dan pikiran lebih untuk mikirin juga meracik latte, terus mungkin ya selayaknya mahasiswa anak muda yang sukanya nongkrong, waktu nongkrong nya jadi terbatas aja jadi terpotong” , katanya. Namun dengan tekad dan beberapa hal dalam hidupnya menjadikan Andhika terus mengembangkan bisnisnya dan memberi manfaat bagi orang disekitarnya. 

"Tidak perlu menunggu untuk siap 100 persen. Lakukanlah dulu, nanti di tengah jalan kamu pasti tahu jawabannya," ungkapnya. Hal ini ditunjukan sebagai pesan dirinya untuk anak muda yang memiliki keinginan dalam berbisnis namun takut untuk memulai. Andika mendorong anak-anak muda untuk berani memulai dan tidak takut gagal, karena pengalaman dan pembelajaran akan datang seiring berjalannya usaha.

Cerita Andhika sebagai anak muda yang menjalankan 2 hal sekaligus yaitu mahasiswa dan CEO adalah bukti bahwa dengan tekad, kerja keras, dan keberanian untuk memulai, kesuksesan bisa diraih bahkan dari hal-hal kecil. Semangatnya untuk terus berinovasi dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama generasi muda yang bercita-cita menjadi pengusaha.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline