Lihat ke Halaman Asli

Boikot Produk Israel, Mengapa Harus Dilakukan?

Diperbarui: 25 November 2023   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Boikot Produk Pro Israel, Mengapa Harus Dilakukan?

Gerakan Boikot Divestasi dan Sanksi (BDS) Indonesia yang kini memiliki 22,6 ribu pengikut di Instagram. Itu merupakan gerakan masyarakat Indonesia untuk memboikot, mendivestasi, dan memberi sanksi terhadap Israel. Dalam postingannya Gerakan BDS menjelaskan bahwa boikot adalah menolak untuk membeli atau mengonsumsi dan mempromosikan produk bela Israel.

BDS menggunakan metode yang sudah berhasil dilakukan untuk mengakhiri apartheid di Afrika Selatan. Dalam unggahannya, BDS menyatakan “Boikot dengan target yang selektif agar efektif”.Dalam hal ini bermaksud untuk memfokuskan sedikit perusahaan yang dipilih secara teliti supaya dampaknya maksimal.

Boikot produk pro Israel mengapa harus dilakukan? Hal ini dilakukan agar Israel tunduk pada hukum internasional dan agar perusahaan tersebut menarik dukungannya kepada Israel sehingga Israel kehilangan materi dari perusahaan-perusahaan tersebut. Perekonomian Israel sangat bergantung pada perdagangan dan investasi internasional, sehingga rentan terhadap boikot ekonomi internasional. Hal tersebut adalah gerakan alternatif untuk menghentikan kejahatan Israel selain lewat jalur militer.

BDS menyatakan ada beberapa target dalam pemboikotan terhadap pro-Israel yaitu:

Target boikot utama yang sudah dipilih secara teliti karena terdapat bukti yang nyata terkait keterlibatan mereka dalam kejahatan apartheid Israel, di antaranya: AXA, PUMA, Carrefour, AHAVA, RE MAX, HP (Hewlett Packard), SIEMENS, dan sodastream.

Target divestasi yang masuk kedaftar investasi milik PBB, WhoProfits, dan AFSCC investigate karena terlibat dalam penjajahan Israel, di antaranya: Elbit Systems, CAT, Barclays, CAF, Chevron, JCB, VOLVO, TKH Security, HD Hyundai, dan HikVision.

Target Tekanan Masyarakat (non-boikot). Gerakan BDS mengajak Masyarakat untuk memberikan tekanan terhadap brand-brand dan layanannya terhadap keterlibatan mereka dalam apartheid Israel. Secara strategis BDS belum mengajak Masyarakat untuk memboikot produk-produk ini tetapi bentuk-bentuk tekanan lain bisa dilancarkan sehingga mereka berhenti mendukung Israel dari berbagai bentuk. Produk yang di maksud adalah: Google, Amazon , Booking.com, Expedia, AirBnB, dan Disney.

Target boikot lain, dalam hal ini BDS tidak menginisiasi boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang muncul dalam Masyarakat, tetapi Gerakan BDS ikut mendukung boikot ini karena mereka sangat terbuka mendukung genosida Israel terhadap rakyat Palestina. Perusahaan yang dimaksud adalah: Domino’s Pizza, McDonalds, PAPA JOHN’S, BURGER KING, Pizza Hut, dan WiX.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023, yang berisi tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina. Fatwa MUI tersebut merupakan contoh dukungan strategis dalam menyambut aspirasi solidaritas Palestina yang semakin meningkat di kalangan Masyarakat Indonesia, khususnya aspirasi untuk memboikot Israel secara langsung maupun tidak langsung.

Oleh sebab itu, marilah kita berhenti menggunakan produk-produk pro Israel. Jika kita sama-sama fokus ke target utama dengan jumlah Perusahaan atau produk-produk tersebut kita bisa memiliki dampak yang maksimal. Jika sudah yakin ingin memboikot yang harus dilakukan adalah berhenti membeli produknya, berhenti menjual produknya, lakukanlah kampanye publik untuk ikut memboikot dan beri tahu orang terdekat soal info boikot dengan tepat sasaran.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline