Lihat ke Halaman Asli

Bintang Seva

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

FBS Mengabdi, Pelatihan Origami pada Siswa Siswi SDN Kalisegoro oleh Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Angkatan 2023

Diperbarui: 15 November 2024   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PBJ FBS Mengabdi SDN Kalisegoro

Pada 25 Oktober 2024 lalu, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Angkatan 2023 turun menyapa siswa-siswi SDN Kalisegoro dalam kegiatan pelatihan origami.  

FBS Mengabdi adalah kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang untuk meningkatkan softskill mahasiswa FBS dalam bidang bahasa dan seni di masyarakat lingkar kampus. Daerah cakupannya adalah Sekaran, Patemon, Ngijo, Kalisegoro dan Mangunsari. 

Origami, yang berasal dari bahasa Jepang "ori" (lipat) dan "kami" (kertas), adalah seni melipat kertas untuk menciptakan bentuk atau model tanpa menggunakan gunting maupun lem. Origami adalah seni yang mengajarkan keindahan, kesederhanaan, dan kreativitas melalui lipatan kertas. 

Baik untuk tujuan seni, edukasi, atau rekreasi, origami tetap relevan di era modern sebagai sarana ekspresi kreatif yang mendalam.

Origami memiliki banyak manfaat positif bagi anak-anak, baik dari segi perkembangan kognitif, motorik, maupun emosional. Ketika anak-anak melipat kertas untuk menciptakan bentuk tertentu, mereka melatih koordinasi tangan dan mata serta keterampilan motorik halus yang penting untuk tugas-tugas lain seperti menulis dan menggambar. 

Selain itu, proses mengikuti langkah-langkah lipatan dalam origami mengasah kemampuan anak dalam memahami instruksi, meningkatkan konsentrasi, dan melatih daya ingat. Dari sisi kognitif, origami juga membantu anak mengenali bentuk, pola, dan simetri, yang bermanfaat untuk perkembangan kemampuan matematika dan pemecahan masalah. 

Sementara itu, secara emosional, origami dapat menjadi alat yang efektif untuk melatih kesabaran dan mengatasi rasa frustrasi, karena anak belajar bahwa membuat sesuatu yang indah membutuhkan waktu dan ketekunan. Ketika anak berhasil menyelesaikan sebuah model origami, mereka merasa bangga dan percaya diri, yang mendorong mereka untuk terus mencoba hal-hal baru.

Pada pelatihan tersebut, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang memulai kegiatan dengan bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan adalah Atama Kata Hiza Pon, atau dalam Bahasa Indonesia sering dinyanyikan "Kepala Pundak Lutut Kaki", hal ini pun tidak jauh dari tujuan kegiatan FBS Mengabdi, yaitu memperkenalkan softskill yang telah mahasiswa pelajari. 

Setelah bernyanyi bersama, siswa - siswi diberikan pengertian secara singkat mengenai origami dan cara membuatnya. Siswa - siswi diajak untuk membuat origami dengan bentuk kupu-kupu dan kelinci. Setiap langkah dijelaskan secara perlahan untuk memastikan siswa-siswi dapat mengikuti dengan baik sambil memberi ruang bagi mereka untuk berkreasi. 

Suasana yang didapatkan adalah suasana yang menyenangkan didalam kelas, kegiatan interaktif juga terjadi antara siswa dan mahasiswa yang mengajar di dalam kelas. Siswa memberi feedback yang hangat kepada mahasiswa begitu pula sebaliknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline