Filsafat dan Tasawuf, merupakan dua ilmu yang berbeda namun kedua ilmu ini memiliki keterkaitan dan juga korelasi yang signifikan dalam pemahaman manusia yang berhubungan dengan Tuhan. Filsafat sendiri lebih berfokus dan berorientasi pada pencarian akan kebenaran suatu hal, dimana filsafat mempunyai sejarahnya tersendiri dari Metologi hingga Teofilosofi. Ilmu Tasawuf sebaliknya, ilmu ini berfokus pada suatu ajaran mensucikan jiwa, dan dapat memperoleh kebahagiaan abadi, perlu di garis bawahi ketika kita belajar Tasawuf, sebaiknya kita harus mempelajari ilmu Fiqih agar kita terhindar dari (zindiq) dan juga berlaku sebaliknya, ketika kita belajar Fiqih tanpa mempelajari Tasawuf maka orang tersebut telah (fasiq).
Definisi tersendiri dari Filsafat adalah suatu proses kritik ataupun pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi, ini merupakan definisi yang formal dari Filsafat. Memberikan definisi terhadap filsafat bukanlah perkara yang mudah, bagaimana mungkin membatasi pengetahuan yang radikal dan tanpa batas dengan pembatasan yang tertutup ruang geraknya. Logikanya ketika kita mendefinisikan berarti kita telah membatasi suatu konsep agar dapat dengan mudah dibedakan dan dipahami. Para filosof mendefinisikan arti dari Filsafat berbeda-beda, seperti halnya Plato, mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha mencapai kebenaran yang asli, karena kebenaran mutlak di tangan tuhan. Filsafat selalu mencari jawaban, tetapi jawaban yang ditemukan tersebut tidaklah abadi. Karena itulah filsafat tidak pernah selesai dan tidak akan sampai pada akhir sebuah masalah. Masalah-masalah yang ada di Filsafat tidak akan pernah selesai karena itulah yang dinamakan berfilsafat.[1] Didalam Filsafat terdapat objek Materia dan Forma, dimana objek materia ini merupakan segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek forma adalah pencarian terhadap suatu yang ada dan yang mungkin ada secara kontemplatif pada permasalahan yang tidak mungkin di jangkau oleh pendekartan empiris dan observatif yang terdapat pada ilmu sains.[2]
Secara etimologi definisi Tasawuf terdiri dari beberapa macam diantaranya:
- Tasawuf berasal dari istilah ahlus suffah yang memliki arti sekelompok orang pada zaman Rasulullah yang dimana hidup mereka diisi dengan berdiam diri diserambi masjid dan mengabdikan hidup mereka kepada Allah Swt.
- Istilah Tasawuf berasal dari kata shaff yang dimaknai sebagai barisan shalat. Dikarenakan orang yang suci dan kuat biasanya shalat yang dimuka berjamaah
Jika dilihat dari segi istilah dan pendapat para ahli, melihat bergantung kepada sudut pandang yang digunakan masing-masing ahli. Ada tiga sudut pandang yang di gunakan para ahli untuk mendefinisikan Tasawuf yakni sebagai makhluk terbatas, sebagai makhluk yang berjuang, sebagai makhluk yang ber-tuhan. Dilihat dari sudut pandang makhluk terbatas, dapat di simpulkan Tasawuf adalah upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan didunia. Jika ke tiga definisi tersebut dihubungkan, maka inti dari Tasawuf adalah upaya untuk melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari pengaruh dunia. Beberapa tokoh tasawuf juga mendefinisikan arti dari tasawuf sendiri berbeda-beda sesuai dengan pemahaman mereka sendiri, adapun tokoh-tokoh tersebut:
- Syekh Abdul Qadir al-Jailani berpendapat bahwa Tasawuf adalah mensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalawat, riyadlah dan ikhlas.
- Syaikh Ibnu Ajibah berpendapat bahwa tasawuf adalah ilmu yang membawa seseorang agar bisa dekat bersama dengan tuhan yang maha esa melalui penyucian rohani dan mempermanisnya dengan amalam sholeh dan jalan tasawuf.
Dari beberapa penjelasan mengenai tasawuf tersebut, terdapat pula beberapa pokok-pokok ajaran tasawuf yaitu diantaraya:
- Tasawuf Irfani dijadikan sebagai suatu jalan yang dapat memudahkan kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, karena pengatahuan di pandang bahwa hanya didapatkan melalui jalan yang privat dan tersendiri bagi siapa yang mengusahakannya.
- Tasawuf Akhlaki berfokus pada perbaikan akhlak, mencari hakikat kebenaran dan mewujudkan manusia yang dapat makrifat Allah Swt. Tasawuf ini disebut juga sebagai sunni dan berusaha untuk mewujudkan akhlak mulia dalam dirinya (sunni).
- Tasawuf Falsafi merupakan ilmu tasawuf yang mengenalkan tuhan dengan menggunkan pendekatan filsafat sehingga akan menuju ketingkat yang lebih tinggi. Dapat dikatakan juga tasawuf ini adalah pokok dari ajaran yang dominan menggunakan pendekatan filsafat.
Kontribusi dan Keterkaitan
Filsafat dan Tasawuf merupakan dua bidang yang saling terkait dalam ilmu pengetahuan, keterkaitan antara dua ilmu ini dapat dilihat dari kontribusi mereka tentang pemahaman manusia yang berhubungan dengan alam semesta. Filsafat memberikan kerangka konseptual dan memikirkan tentang pertanyaan yang esensial, seperti halnya tujuan hidup, keadilan, kebenaran, dan kebebasan. Sementara itu Tasawuf, menerapkan pendekatan praktif untuk mencapai pemahaman mendalam tentang realitas dan untuk mensucikan jiwa dalam diri setiap yang mempelajarinya.
Dalam ilmu pengetahuan, keduanya memberikan peran yang lebih luas tentang fenomena manusia dan alam sekitar. Filsafat sendiri dapat membantu merumuskan pertanyaan yang mendasar dan membangun argument logis untuk realitas. Tasawuf sendiri dapat memperdalam pemahaman kita tentang hakikat kebenaran dalam dimensi spiritual.
Dapat simpulkan kontribusi dan keterkaitan antara filsafat dengan tasawuf dalam ilmu pengetahuan adalah untuk memperkaya pemahaman manusia tentang dirinya sendiri, alam semesta dan juga Hubungannya dengan Yang Maha Kuasa. Dikarenakan filsafat sendiri merupakan suatu aktivitas berfikir secara logis, filsafat akan terus mencari suatu kebenaran yang asli, jawaban-jawaban yang logis namun tidak abadi, hal itu lah yang menjadikan filsafat ini sebagai ilmu yang melahirkan ilmu lain atau bisa disebutkan filsafat adalah Ibu dan Tuhan dari segala ilmu yang lahir dari pokok-pokok pemahaman filsafat. Sementara itu tasawuf merupakan menurut Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani merupakan pensucikan hati dan melepaskan nafsu dari pangkalnya dengan khalawat, riyadlah dan ikhlas, hal ini yang dapat membangun hubungan antara manusia dengan tuhannya dan dikenal dengan tingkat yang tinggi atau makrifattullah, namun konsep makrifattullah merupakan titik awal untuk sebuah tingkatan bukanlah tingkat tertinggi karna pendekatannya dengan tuhan setiap manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H