Lihat ke Halaman Asli

Bintang Fajar

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Mengungkap Risiko Dampak Menyeluruh Penggunaan Gadget Pada Perilaku dan Kesehatan Balita

Diperbarui: 20 April 2024   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: yankes.kemkes.go.id

Dewasa ini, era digital telah mengubah lanskap perilaku manusia secara signifikan, termasuk anak-anak balita yang semakin akrab dengan gadget. Sebuah studi di Indonesia menemukan bahwa banyak anak balita yang mengalami ketergantungan pada gadget, menunjukkan gejala sulit berkomunikasi secara verbal, kesulitan berinteraksi sosial, dan gangguan tidur. 

Di Amerika Serikat, kasus lain mengungkapkan bahwa anak balita yang terlalu sering menggunakan gadget memiliki risiko keterlambatan perkembangan motorik kasar. Selain itu, di Eropa, gangguan konsentrasi dan perhatian juga menjadi masalah serius akibat terpapar layar gadget.

Data menunjukkan tren penggunaan gadget pada anak balita terus meningkat, dengan sekitar 70% orangtua di berbagai negara melaporkan anak-anak mereka mulai menggunakan gadget sejak usia di bawah 3 tahun. Mengingat risiko dampak negatif yang serius, penting bagi orangtua dan masyarakat untuk membatasi dan mengawasi penggunaan gadget pada anak balita demi perkembangan dan kesejahteraan mereka.

Dampak Penggunaan Gadget Pada Balita
Pertama-tama, penggunaan gadget pada balita dapat mengganggu perkembangan fisik dan motorik mereka. Alih-alih bermain aktif di luar rumah, banyak balita lebih memilih untuk terpaku pada layar gadget. Hal ini berpotensi menghambat pertumbuhan tulang dan otot serta memengaruhi keseimbangan tubuh yang seharusnya dikembangkan melalui kegiatan fisik.

Selain dampak fisik, penggunaan gadget pada balita juga berdampak pada perkembangan kognitif dan sosial mereka. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat menghambat kemampuan bahasa dan komunikasi interpersonal, karena interaksi langsung dengan orang lain menjadi terpinggirkan. Belajar melalui permainan fisik dan sosialisasi dengan teman sebaya adalah komponen penting dalam membentuk kemampuan kognitif dan sosial anak.

Tidak hanya itu, penggunaan gadget pada balita juga berpotensi menyebabkan masalah perilaku seperti ketergantungan dan sulit berkonsentrasi. Sifat interaktif dan stimulasi yang diberikan oleh gadget dapat menciptakan kecanduan pada balita, sehingga mereka sulit untuk terpisah dari layar. Selain itu, paparan terus-menerus pada rangsangan visual dan suara dari gadget dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dalam situasi yang memerlukan fokus yang lebih mendalam.

Meskipun demikian, bukan berarti penggunaan gadget pada balita harus sepenuhnya dihindari. Sebagai pengasuh, kita perlu menyadari pentingnya pengaturan waktu dan jenis konten yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh balita. Memilih konten edukatif yang sesuai dengan usia dan mengawasi durasi penggunaan gadget dapat membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul.

Pendidikan orang tua dan pengasuh juga memegang peran penting dalam membimbing penggunaan gadget pada balita. Membangun kebiasaan sehat sejak dini, seperti mengatur batasan waktu layar dan memberikan alternatif bermain yang menyenangkan di luar rumah, dapat membantu meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.

Dengan demikian, sementara penggunaan gadget pada balita membawa dampak yang kompleks, pendekatan yang bijaksana dan kesadaran akan pentingnya pengaturan waktu dan jenis konten dapat membantu mengoptimalkan pengalaman digital anak-anak dalam menghadapi dunia modern yang semakin terhubung secara digital.

Bintang  Fajar Pamungkas, Mahasiswa Program Studi Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Digital, Universitas Negeri Jakarta angkatan 2022





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline