Lihat ke Halaman Asli

Trauma Healing untuk Balita dan Anak-anak Korban Erupsi Gunung Semeru

Diperbarui: 30 Desember 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

Artikel Pengabdian

Lumajang - Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa kembali erupsi di akhir tahun 2021. Dikutip dari Kompas.com, erupsi terjadi pada 4 Desember 2021 sekitar pukul 13.30 WIB yang telah dikonfirmasikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani.

Dampak dari erupsi kali ini menyebabkan sekitar lebih dari 2.900 rumah warga rusak, sehingga banyak warga yang pergi mengungsi di posko-posko yang disediakan. Dampak paling besar ialah hancurnya Jembatan Gladak Perak yang menjadi akses utama antara Kab. Lumajang dan Kab. Malang.

SMPN 2 Pasirian menjadi salah satu posko pengungsian korban erupsi Gunung Semeru. Terdata 30 balita dan 62 anak dan sisanya orang dewasa hingga lansia yang mengungsi di sana. Kebanyakan masyarakat yang mengungsi di sana berasal dari Desa Sumberwuluh.

Melihat hal tersebut, beberapa mahasiswa di Kab. Lumajang tergerak untuk menjadi tim relawan dalam mengadakan kegiatan trauma healing. Trauma healing diadakan untuk balita dan anak-anak di posko pengungsian korban erupsi Gunung Semeru SMPN 2 Pasirian.

Kedatangan tim relawan di sana pada Kamis, 23 Desember 2021 disambut baik oleh berbagai elemen relawan dan korban erupsi yang mengungsi di posko. Trauma healing yang diadakan terdiri dari kegiatan senam bersama, bermain tebak-tebakkan, mewarnai, dan pembagian hadiah.

Tim Relawan:

Bintang Muhammad Sahara Efendi, Ilmia Pratiwi, Rossyidatul Farras, M. Sholihin Effendy, Nirmala Ayunda Wizurai, Kristidiavi Sofarani Syahidah, Isnadia Ainur Rohmah, Anggun Nafalia Khoiro, dan Dimas Wahyudi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline