Lihat ke Halaman Asli

Prosa: Gerimis

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhirnya, kau datang juga. Seperti biasa, kau tak berani datang sendirian. Bergerombolan. Menghujam bumi bak jarum-jarum bening yang berjatuhan. Bergemerisik. Kemudian diam dalam genangan.

Bukan.
Kau bukan butiran airmata kesedihannya mega kelabu yang menumpahkan kepedihan.
Bukan.
Kau bukan derai-derai sepi yang melantunkan kepiluan.

Kau adalah rintik-rintik pembawa Rahmat dari Yang Maha Mengasihi.
Membelai raga.
Membasuh jiwa.
Menghadirkan cinta.
Meluapkan genangan rindu di lembah hati.

Kau masih menyentuhku. Aku pasrah. Kubiarkan kau mengalir sampai ke sukma. Dan kau membaca lembaran-lembaran kisah.
Tentang Seulanga.
Tentang dia.
Tentang cita.

(Ankara, 04072010, 23.36)

*** visit my blog @ www.bintangbumoe.wordpress.com, see you there !! :D ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline