Lihat ke Halaman Asli

Membandingkan Pengaruh Pancasila dan Budaya Jepang terhadap Pendidikan Karakter

Diperbarui: 30 November 2024   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, memiliki pengaruh penting pada kebijakan pendidikan nasional dengan tujuan membentuk generasi muda yang berkarakter, prinsip-prinsip seperti keadilan, ketuhanan, kemanusiaan, dan persatuan berfungsi sebagai pijakan. Sebaliknya, prinsip budaya seperti disiplin, tanggung jawab, dan kerja keras adalah dasar sistem pendidikan Jepang. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana keyakinan dan budaya setiap negara berdampak pada metode pendidikan.

Dalam pendidikan di Indonesia, penerapan nilai-nilai Pancasila difokuskan pada pembentukan karakter. Program-program seperti pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dirancang untuk menanamkan etika, kebangsaan, dan toleransi dalam kurikulum. Sebaliknya, Jepang mengutamakan pendidikan moral, juga dikenal sebagai doutoku, yang mengajarkan nilai-nilai etika, tanggung jawab sosial, dan kebiasaan disiplin sejak usia dini. Meskipun ada perbedaan besar di antara kedua metode ini, keduanya bertujuan untuk menghasilkan individu yang berintegritas.

Sebagai contoh, di Indonesia memiliki program pendidikan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, seperti toleransi agama dan suku. Namun, ketidakkonsistenan dalam pelaksanaan dan pengawasan sering menghambat program. Sementara itu, Jepang sangat mengutamakan kebiasaan sederhana yang meningkatkan disiplin, seperti membersihkan kelas bersama-sama (souji). Tradisi ini tidak hanya mengajarkan individu untuk menjadi mandiri, tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab bersama.

Apakah nilai-nilai Pancasila cukup efektif untuk menghasilkan generasi muda yang baik? Terlepas dari kenyataan bahwa ideologi Pancasila menawarkan garis moral yang ideal, ada masalah besar dalam pelaksanaannya. Banyak sekolah di Indonesia masih menghadapi masalah seperti pengajaran yang tidak merata, kekurangan fasilitas, dan masalah sosial yang memengaruhi lingkungan pendidikan. Sebaliknya, Jepang memiliki sistem pendidikan yang konsisten dan berbasis praktik nyata yang berhasil memadukan nilai-nilai tradisional dengan sistem modern.

Dengan melihat perbedaan kedua sistem ini, jelas bahwa pendidikan karakter bergantung pada nilai yang diajarkan dan bagaimana nilai tersebut diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengikuti contoh Jepang, yang menanamkan kebiasaan baik secara teratur dan mendalam, Indonesia dapat memperkuat penerapan prinsip Pancasila. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia menghasilkan generasi muda yang bermoral dan tangguh dalam menghadapi persaingan global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline