Lihat ke Halaman Asli

Bintang Aurellia

SISWA SMK NEGERI 7 SEMARANG

Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Stabilitas Konstruksi Jalan

Diperbarui: 18 November 2024   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perubahan iklim merupakan tantangan serius yang memengaruhi berbagai sektor infrastruktur, termasuk konstruksi jalan. Jalan yang dibangun untuk mendukung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi kini menghadapi risiko yang lebih tinggi akibat perubahan pola cuaca, peningkatan suhu, dan frekuensi cuaca ekstrem. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana perubahan iklim memengaruhi stabilitas konstruksi jalan, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mitigasi dan adaptasi.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Konstruksi Jalan

1. Peningkatan Suhu Global

Kenaikan suhu global berpotensi memengaruhi material yang digunakan dalam konstruksi jalan, terutama aspal dan beton. Berikut beberapa dampak perubahan iklim terhadap aspal dan beton:

  • Deformasi Asphalt: Suhu yang lebih tinggi dapat menyebabkan aspal melembut, yang mengarah pada deformasi permukaan jalan. Hal ini sering terlihat dalam bentuk pengelupasan atau pembentukan alur yang dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan.
  • Penurunan kekakuan: Kenaikan suhu akan menyebabkan aspal menjadi lebih lunak dan kekakuannya menurun.
  • Peningkatan regangan tarik: Pada suhu tinggi, regangan tarik pada perkerasan jalan akan meningkat, sehingga umur kelelahannya akan menurun.
  • Penurunan stabilitas: Kekuatan atau stabilitas lapisan beraspal akan menurun saat suhu meningkat.
  • Distorsi lapisan: Tegangan akan dialihkan secara berlebihan ke lapisan bawah struktur perkerasan, sehingga menyebabkan distorsi lapisan-lapisan tersebut. Distorsi yang terjadi pada jalan aspal bisa berupa amblas, jembul, keriting dan alur.
  • Kerusakan Beton: Peningkatan suhu juga dapat memengaruhi beton, menyebabkan retak akibat ekspansi termal. Ketidakstabilan ini dapat memperpendek umur jalan dan meningkatkan kebutuhan pemeliharaan.

2. Perubahan Pola Curah Hujan

Ketika musim hujan bisa dipastikan air akan masuk ke dalam retakan dan mengubah retakan menjadi lubang yang semakin lama semakin besar. Karena itu sebaiknya begitu terjadi retak lelah dan deformasi, perbaikan harus segera dilakukan dengan penambalan-penambalan. Curah hujan yang semakin tidak menentu dapat menyebabkan beberapa masalah signifikan dalam konstruksi jalan:

  • Erosi dan Kerusakan Pondasi: Hujan lebat yang berkepanjangan dapat mengakibatkan erosi tanah di sekitar jalan, yang mengurangi stabilitas pondasi. Hal ini dapat menyebabkan keruntuhan jalan jika tidak ditangani dengan baik.
  • Genangan Air: Meningkatnya curah hujan dapat menyebabkan genangan, mengakibatkan kerusakan pada permukaan jalan dan mengurangi daya dukung material. Genangan air yang terus-menerus dapat merusak lapisan aspal dan mempercepat kerusakan.

3. Suhu dan Cuaca Ekstrem

Kerusakan beton akibat iklim dapat disebabkan oleh suhu ekstrem, kelembaban, dan kondisi lingkungan lainnya:

  • Suhu tinggi: Beton yang mengeras terlalu cepat akibat suhu tinggi dapat mengurangi kekuatan dan ketahanannya. Beton juga dapat mengalami penguapan air yang menyebabkan melemahnya beton.
  • Suhu dingin: Proses hidrasi beton melambat atau terhenti pada suhu dingin, sehingga beton tidak mengeras dengan baik. Air dalam struktur pori beton dapat membeku dan mengembang, sehingga menimbulkan tekanan internal yang dapat menyebabkan keretakan dan pengelupasan.
  • Kelembaban: Kelembaban yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada beton

Frekuensi cuaca ekstrem, seperti banjir dan angin kencang, dapat merusak infrastruktur jalan secara signifikan:

  • Banjir: Banjir yang sering terjadi dapat merusak lapisan jalan dan mengikis fondasi, yang pada akhirnya memerlukan biaya perbaikan yang tinggi. Air dapat merusak sistem drainase, sehingga memperburuk kondisi jalan.
  • Angin Kencang: Angin kencang dapat merusak elemen pendukung jalan, seperti rambu lalu lintas dan penghalang, serta dapat menyebabkan kerusakan struktural pada jembatan dan akses jalan.

Strategi Adaptasi dan Mitigasi untuk Konstruksi Jalan

1. Perencanaan Desain yang Responsif

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline