Lihat ke Halaman Asli

Televisi Menjadi Doktrinasi Khalayak Luas

Diperbarui: 23 September 2015   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pada era sekarang ini televisi menjadi kebutuhan setiap orang, dengan berbagai program acara mulai dari yang ditujukan untuk anak-anak hingga orang dewasa dipertontonkan setiap jam nya. Namun, tanpa kita sadari televisi sangat berpengaruh pada kehidupan kita sehari-hari, dengan berubahnya pola hidup, gaya, cara berpakaian, serta pergaulan tak dapat dipungkiri televisi lah yang menjadi acuan utama perubahan tersebut. Bahkan banyak dari kita juga mengikuti beberapa program acara yang ada di televisi, seperti contohnya program acara MTMA (My Trip My Adventure), acara tersebut menyuguhkan tempat wisata yang indah di alam Indonesia ni yang belum terjamah oleh para wisatawan, secara tidak langsung kita terdorong ingin melakukan hal yang kita lihat di program acara tersebut.

Namun pada kenyataannya tak semua orang yang ingin mengikuti jejak program acara tersebut dapat benar-benar menjaga serta melestarikan tempat wisata yang mereka kunjungi, sebaliknya tak sedikit dari mereka adalah bukan seorang yang mengerti akan pentingnya melestarikan alam sekitar. Tak hanya televisi yang menjadi doktrinasi mereka namun juga dari sosial media seperti instagram, facebook, path, twitter, dll. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang hanya ingin menjadi artis di sosial media mereka dan tidak memperdulikan resiko mengabaikan kelestarian alam.

Terdapat teori yang mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik didalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. (Herbert Blumer dan Elihu Katz, 1974)

Selain teori diatas terdapat juga teori yang bersangkutan dengan doktrinasi televisi seperti yang dicontohkan diatas, yaitu teori kegunaan dan kepuasan. Dalam teori kegunaan dan kepuasan terdapat kategori kebutuhan integratif pribadi atau kebutuhan harga diri. Orang menggunakan media untuk meyakinkan diri bahwa mereka memiliki status dalam bermasyarakat, misalnya seorang menonton program acara My Trip My Adventure yang dengan begitu mereka melakukan hal yang sama dilakukan pada program acara tersebut yang sebenarnya untuk memberitahu kepada penontonnya bahwa di Indonesia terdapat kekayaan alam kebanyakan orang memang mengikuti jejak program acara tersebut dengan mendatangi tempat wisata yang belum terjamah namun mereka tak mengerti maksud dari program acara itu agar tempat wisata yang belum terjamah dapat dilestarikan bukan malah hanya sekedar datang mengambil gambar untuk kepuasan pribadi, mengubah gaya hidup mereka yang lebih parahnya lagi mereka merusak alam dan tidak bertanggungjawab.

Dalam kasus ini televisi terbukti memiliki berbagai dampak yang juga dapat mendoktrin beberapa khalayak luas selain melakukan perbuatan positif juga perbuatan negatif. Namun kesadaran dari kitalah yang seharusnya diperhatikan agar tidak menyalahgunakan atau menyalah artikan tujuan menonton televisi dan tujuan dari program televisi.

communicationtheory.org/uses-and-gratification-theory/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline