"Politik adalah tentang kemanusiaan jika diarahkan pada kebaikan, dan menjadi berbahaya untuk kemanusiaan jika diarahkan pada keburukan, maka jadilah pelaku politik untuk kebaikan manusia".
Semakin menguatnya Politik identitas menjelang pilpres sangat mengkhawatirkan, bagiamana tidak, beberapa hari yang lalu tokoh agama yang di bilang memiliki basis masa atau jama'ah di Indonesia akhirnya menentukan pilihan politiknya.
Ustadz Abdul Somad yang di kenal dengab UAS dikalangan masyarakat Indonesia yang telah lama jadi bahan perbincangan, desas-desus mendukung salah satu pasangan calon pilpres dan cawapres di pemilu 2019, akhirnya angkat bicara dan menentukan pilihan politiknya, yaitu memilih pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Setelah sekian lama terjawab juga, hal ini sebenarnya tidak mengejutkan, mengingat bertebaran spanduk-spanduk UAS yang berbarengan dengan foto-foto nomor urut 02 Prabowo-Sandi di banyak titik di negeri ini, artinya UAS sudah lama di klaim sebagai pendukung Prabowo-Sandi di pilpres 2019 ini, walaupun ada beberapa Vidio klarifikasi UAS yang tidak mendukung Capres dan cawapres tertentu di pilpres 2019, namun dengan munculnya video siaran langsung eksklusif dialog Ustadz Abdul Somad dengan calon presiden Prabowo Subianto di TV One, Kamis sore (11/4/2019) dengan durasi sekitar 12 menit telah menegaskan dan terbantahkan sendiri Vidio UAS selama ini yang tidak memihak pada pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu.
Setelah UAS secara terang-terangan mendukung Prabowo-Sandi di pilpres 2019 ini, Beberapa ustadz televisipun muncul ke permukaan untuk menyatakan sikap dukungannya ke Prabowo-Sandi, tidak lama berselang salah satunya Ustadz Adi Hidayat atau yang dikenal UAH, dukungan itu terlihat pada vidio yang dibagikan oleh akun Instagram juru bicara BPN Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak, Jum'at (12/4/2019).
Dukungan para ulama atau tokoh agama terhadap capres dan cawapres di pilpres 2019 tidak mengagetkan, dimana banyak ulama-ulama dan tokoh agama lebih dulu secara terang-terangan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, misalnya di kubu 01 Jokowi-KH. Ma'ruf Amin ada banyak ulama-ulama kharismatik yang berpengaruh seperti diantaranya Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi (Ketua MUI Jawa Tengah), Prof. Dr. AG. H. Muhammad Quraish Shihab, M.A. Muhammad Zainul Majdi (TGB), Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirojd, MA (Ketua PBNU), Ustadz Yusuf Mansur dan banyak lagi ulama-ulama lainnya.
Di kubu 02 Prabowo-Sandi tidak kalah juga, ada beberapa ulama yang secara terang-terangan yang lebih dulu memberikan dukungannya ke pasangan nomor 02 sebelum Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Adi Hidayat, seperti Ustadz Muhammad Rizieq Shihab, ustadz Habib Bahar bin Smith (Sekarang lagi menjalani sidang kasus penganiayaan), Ustadz Tengku Zulkarnain Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dari dukungan para ulama tersebut tentu dijadikan rujukan dalam menentukan pilihan Politik pada tanggal 17 April yang tinggal menghitung hari bahkan jam, pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mana yang didukung oleh ulama yang benar-benar ulama, yang tidak menebarkan kebencian dan fitnah, tentu kita bisa menilainya selama ini.
Ini menjadi alasan bagi masyarakat negeri ini, dimana semakin memanasnya suhu politik tanah air menjelang pilpres, selain itu semakin menggemanya isu agama yang tidak pernah usai, ditambah saling klaimnya oleh para Tim kampanye baik dari TKN Jokowi-KH. Ma'ruf Amin maupun dari BPN Prabowo-Sandi yang didukung oleh para ulama.
Pemilih rasional tentunya tidak sulit memahami ini, dimana sangat jelas jika memilih presiden dan wakil presiden yang ada ulamanya ada di pasangan nomor urut 01, dimana ada KH. H. Ma'ruf Amin sebagai ulama kharismatik, belum lagi para ulama yang mendukung di belakangnya yang kharismatik dan ceramah-ceramahnya meneduhkan hati, jika menakar sisi agamanya dari kacamata kealiman dunia (karena yang berhak menentukan paling baik agamanya adalah Allah SWT) sangat jelas ada di kubu 01.