"Kita semua tidak dapat melakukan hal-hal yang besar. Tetapi, kita dapat melakukan hal-hal yang kecil dengan kasih yang besar" (Ibu Teresa, 1910-1997).
Harum namamu semerbak mengisi relung hati, pesonamu tak memudarkan mata melihat, engkau memiliki segalanya, wajarlah jika banyak tangan ingin membelaimu, banyak yang ingin memiliki mu, harga mu tak sebanding dengan jumlah angka yang terbatas, aku hanyalah sebutir debu diantara kilauan permata yang gigih ingin menjamahmu, tapi kau akan sadar, bahwa butiran debu inilah yang selalu menjaga mu, berbuat untuk mu, karena dari kejauhan sekalipun, akulah yang akan paling depan memasang badan jika dirimu tersentuh oleh tangan kotor, kau bisa seperti sekarang karena diperjuangkan dengan darah menetes di tubuhmu, engkau tetap di hatiku, NEGERI KU.
Sedikit emosional, terharu jika menilik perjalanan bangsa ini hingga sampai sekarang, bagaimana tidak ! Kita yang bisa menghirup udara dengan tenang saat ini adalah hasil jeri payah, pengorbanan dan penumpahan darah para pahlawan dan pejuang negeri ini, melawan penjajah dari bangsa lain yang ingin mengambil harta dan kekayaan di bumi Pertiwi.
Namun apa yang terjadi sekarang ? Jika Para leluhur, para pahlawan masih hidup akan menangis jika melihat tingkah kita hari ini, para generasi bangsa yang saling menghasut, saling membenci satu sama lain, karena berbeda pendapat, berbeda keyakinan, padahal para pejuang kita dulu tidak pernah saling bertanya masalah keyakinan untuk memperjuangkan negeri ini, karena kesamaan rasa dengan tujuan yang sama, yaitu kebebasan, agar negeri ini tidak diinjak oleh bangsa lain.
Sejenak rehat, kita sekarang berada di zaman yang berbeda, dalam tulisan ini sedikit mengulas tentang pejuang (Kesehatan) yang mungkin saja kebanyakan orang tidak tau keberadaan mereka, wajar saja jika tidak dikenal, karena mereka tidak tersorot kamera, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota, Ya ..., Mereka adalah anak-anak negeri yang terhimpun dalam program kementerian kesehatan Nusantara Sehat.
Merepresentasikan mereka sebagai pejuang Kesehatan mungkin terlalu skeptis, kenapa ? Karena anak-anak Nusantara Sehat dalam kesehariannya tidak sekedar mewakili beground ilmu mereka sebagai anak kesehatan, namun mereka multi talent, mereka bisa menjadi apa saja untuk melayani masyarakat di pelosok negeri.
Mereka dalam rutinitasnya bisa menjadi guru sekolah, bisa menjadi pembina Pramuka, menjadi guru ngaji, menjadi tokoh agama, tokoh pemuda dan lain-lainnya diwilayah kerja penempatan mereka, apakah ini menjadi kemauan mereka ? Belum tentu semua nyaman dengan multi fungsi yang digeluti mereka di tengah masyarakat yang terbelakang dalam segala aspek, tapi ini adalah tuntutan hidup yang harus dijalani, dan harus dilakukan, karena kalau bukan mereka yang mengayomi, siapa lagi kah yang mau berada di pelosok negeri.
Sanjungan yang disematkan kepada anak-anak Nusantara sehat mungkin banyak terucap dari mereka diluar sana, namun hanya sebatas itulah yang bisa mereka lakukan, sebagai tanda kepedulian dari mereka yang tidak memahami lebih jauh peran teman-teman Nusantara Sehat. Menjadi anak Nusantara Sehat itu berat brow, kalian tak akan sanggup , biar kami saja, Apakah ini penggalan kalimat sebagai lolucon ? Mungkin tidak, karena peran teman-teman Nusantara sehat memang berat.
Mengeluh, pesimis ? Itu bukan sifat anak-anak Nusantara Sehat, jangankan sekedar waktu, menghabiskan masa muda pelosok negeri, meninggalkan kehangatan bersama keluarga, nyawa sekalipun mungkin akan dikorbankan oleh teman-teman Nusantara sehat untuk negeri ini, dan sudah beberapa orang teman-teman Nusantara sehat yang menghembuskan nafas terakhirnya di lokasi pengabdian.
Ini bukan lagi sekedar pekerjaan bagi kami, tapi ini adalah Bukti Bakti kami untuk mu negeri, kami tak bisa melakukan hal serupa seperti para pejuang, pahlawan dulu yang berperang mengusir para penjajah negeri ini, kami hanya bisa menghibahkan diri untuk hidup mengabdi di pelosok negeri, berbuat sebaik mungkin untuk mereka yang membutuhkan uluran tangan negara, maka Kamilah yang mewakili sebagai perpanjang tangan negara untuk menyentuh mereka.
Ini mungkin tak sebanding dengan perjuangan para pahlawan bangsa ini, tapi kami sedang gigih berjuang dengan cara yang berbeda, disaat bersamaan anak-anak muda enggan dan tak sudi berada diposisi kami (anak Nusantara Sehat), dengan segala keterbatasannya, namun harus percaya, masih ada anak-anak negeri yang mengikrarkan diri untuk selalu berbuat untuk mu (Indonesia).