Lihat ke Halaman Asli

Bintang fadhil

Fotografer

Cuaca Panas, Nelayan Ikan Asin Tersenyum

Diperbarui: 23 Oktober 2023   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bintang Fadhil 

Jakarta - Musim panas yang tak berkesudahan bisa menjadi hal positif untuk sektor perikanan, para pengasin Ikan asin di kampung nelayan, Muara angke. Proses pengeringan ikan bisa menjadi lebih singkat dan ikan asin melimpah di pasar-pasar.

Para nelayan di kawasan kampung nelayan Muara angke, Jakarta utara, Dki Jakarta, disibukkan dengan penjemuran untuk produksi ikan asin. Karena cuaca panas akhir-akhir ini. Sebelum proses penjemuran, ikan terlebih dahulu melalui proses penggaraman selama kurang lebih semalam. Lalu ikan digelar di ranjang bambu untuk proses pengeringan dibawah terik matahari langsung. 

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hampir seluruh wilayah di pulau Jawa mengalami hari tanpa hujan panjang ekstrem. Hal ini merupakan berkah bagi para pengasin dan nelayan ikan asin di Muara angke dan tempat lainnya yang masih menggunakan proses pengeringan tradisional, pasalnya proses yang membutuhkan waktu 3 - 5 hari, kini hanya memerlukan waktu 8-12 jam saja untuk menjemurnya. 

Sumber: Bintang Fadhil 

"Hasil antara cuaca panas sama hujan ya mas? Jelas pas panas mas, lebih untung, bahkan berlipat dari biasanya. Kalau musim hujan itu ikan yang dijemur sering kita buka tutup,kadang juga kalo deres banget ya kita angkat dulu, keringnya bisa lama banget mas 3-5 hari. Kalo panas begini pagi dijemur sorenya sudah kering," kata Tono, "Harga ikan asin juga pas musim panas bisa relatif lebih murah di banding penghujan, tergantung jumlah tangkapan juga." tambahnya.

Proses pengeringan tradisional memang sangat bergantung pada cuaca, ketika panas nelayan di untungkan berlipat, itupun jika hasil tangkapan juga menguntungkan. Namun, sayangnya panas Kali tetap mengaruhi hasil tangkapan yang ada. pasalnya, tangkapan Kali ini tidak menguntungkan karena jumlah yang relatif sedikit.

 

Sumber: Bintang Fadhil 

Jakarta panas dan kota lain diakibatkan anomali iklim El Nino dipengaruhi oleh suhu permukaan laut pasifik di ekuator bagian timur yang berakibat pada minimnya pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Dan rasa panas saat ini juga dipengaruhi oleh udara yang lebih panas dari Australia.

Masih ada rasa syukur di tengah cuaca saat ini yang diucapkan oleh para nelayan pengasin Ikan asin di wilayah Muara angke.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline