Lihat ke Halaman Asli

Melihat Matahari Terbenam di Danau Maninjau

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

(Menggugah Pariwisata Sumatera Barat)

Danau Maninjau, danau yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Salah satu ikon tujuan wisata propinsi Sumatera Barat yang relatif menarik untuk dikunjungi. Tidak ada salahnya kan berpromosi..?

Bila kita kebetulan sedang berwisata di kota Padang Pariaman dan hendak menuju kotaBukittinggi, ambillah jalur yang menuju Kabupaten Agam. Memang jalur yang hendak ditempuh, kondisi jalannya tidak begitu ramai, bila dibandingkan dari arah Padang Pariaman langsung menuju kota Bukittingi, namun kondisi jalannya cukup baik dan indah untuk dilihat.

Menyusuri Sungai Limau, Sungai Geringging, Tiku dan Manggopoh. Nama Manggopoh diambil dari nama seorang pejuang Siti Manggopoh yang monumennya diabadikan di pertigaan Manggopoh, setelah itu ambillah arah kota Lubukbasung langsung menuju Danau Maninjau

Sesungguhnya Danau Maninjau cukup indah, alami, sepanjang jalan hanya terhampar hijaunya bukit2 pepohonan yang pastinya tidak ada di kota kota besar, disertai kabut putih yang menjadikan udara sejuk, gemericik air, hanya saja sayang tampaknya kurang ditangani dengan baik sehingga tidak banyak wisatawan yang berkunjung, mungkin juga kurang promosi dan kurangnya fasilitas yang menunjang.

Bila ingin sensasi yang lebih, cobalah menambah perjalanan ke arah kelok 44 (Kelok Ampek Ampek). Sesuai dengan namanya Kelok 44 memang terdiri dari 44 tanjakan yang berkelok, terkadang hanyalah tanjakan berkelok biasa, namun kadang tanjakan berkelok berbentuk huruf U atau S, sehingga keahlian mengemudi menjadi syarat mutlak untuk dapat melalui jalan ini. Banyak tanjakan berkelok yang menantang, di setiap ujung kelokan terdapat plang tanda kelokan 1 hingga kelokan ke 44. Pada kelokan ke 5,6,7 terdapat sekumpulan kera di pinggir jalan yang menunggu makanan dilemparkan oleh pengunjung yang lewat, berupa kacang, roti ataupun kue-kue ringan, demikian pula pada beberapa kelokan berikutnya. Semakin banyak kelokan kita lalui semakin tinggi puncak bukit yang telah kita naiki, semakin indah juga tampilan Danau Maninjau. Hingga kelok ke 21, 22, 23 Danau Maninjau sudah terhampar dengan jelas di depan mata, terlebih pada kelok ini terdapat beberapa rest area dan beberapa kedai/ warung makanan kecil. Di sini kita sudah dapat memotret Danau Maninjau dari berbagai sudut.

Bila kita ingin tampilan Danau Maninjau yang semakin menantang, cobalah selesaikan hingga kelokan ke 44, di ujung kelokan 44 ada beberapa warung yang memang menyediakan tempat untuk pengambilan gambar Danau Maninjau dari atas puncak bukit. Tunggulah hingga matahari menjelang terbenam, Anda akan dapati perpaduan warna merah kuningnya matahari, putihnya langit, hijaunya pepohonan dan birunya air danau Maninjau.

Untuk menjadi tambahan referensi bagi Anda, beberapa kilometer dari kelok 44 tersebut ada sebuah tempat yang dinamakan Puncak Lawang, sebuah tempat yang dianggap surganya para penggemar olahraga Paralayang nasional maupun internasional.

Sungguh suatu pengalaman yang akan berkesanbagi Anda dan bila Anda hendak bermalam, kota Bukittinggi sudah dekat dari kelok 44.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline