Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Walau Hanya Gema...

Diperbarui: 29 Februari 2020   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entah ini masuk ke puisi atau condong ke lirik lagu ...

Ada kalanya meski tak dipinta
Saat diperjalanan menggapai asa
Kita memasuki rimba belantara
Penuh dengan hewan buas dan melata

Tebing-tebing tinggi menghiasinya
Layaknya tangga-tangga menuju surga
Inginlah kita berada dipuncaknya
'Tuk bisa melihat suasana dengan lega

Ngarai dalam  ... sebagai pasangannya
Gemericik air terdengar darinya
Mengundang mereka yang tak lagi berdaya
Beristirahat sesaat atau selamanya

Kabut pun tak lupa menyelimutinya
Sehingga mata tak lagi beraji daya
Lubang, batu, semak berduri mengada
Seakan menjadi teman diri selamanya

Kau dan aku ada disana
Penuh luka, raga dan rasa
Berbagi air dan cerita
penghilang dahaga, penambah asa

Perjalanan pun berlanjut jua
Meski tak 'nampak dan bersua
Ketika gundah terasa melanda
Kumandangkanlah gita atau hanya suara

..
Dan kabut pun tak lagi berdaya
Bergaung di tebing hingga puncaknya
Ngarai nan dalam pun mendukungnya
Walau .. jawabnya mungkin hanya gema

Tapi aku kan mendengarnya
Sekalipun butuh waktu lama
Untuk bisa tiba disana
Walau mendapati itu hanyalah gema ...

Malang, 29 Februari 2020

Peeeace 4 all

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline