Tempe terfermentasi lanjut dikenal oleh masyarakat dengan nama tempe busuk. Tempe busuk (over fermented) yang ditandai dengan ciri-ciri berwarna cokelat kehitaman dan bau. Tempe busuk juga diketahui memiliki manfaat untuk kesehatan karena memiliki kandungan isoflavon yang tinggi. Tempe busuk diminati karena memiliki rasa dan aroma spesifik "semangit". Rasa unik "semangit" ini bagi sebagian orang menjadikan cita rasa makanan menjadi lebih lezat.
Mahasiswa Teknologi Pangan UPN "Veteran" Jawa Timur melakukan inovasi terhadap tempe "busuk" Yang sering disebut tempe semangit menjadi suatu bentuk produk turunan yaitu tepung tempe semangit. Hal ini dilakukan oleh para Mahasiswa untuk mengurangi food waste di Desa Sidaharjo, dimana biasanya tempe yang mendekati busuk akan dibuang oleh masyakat, sementara itu tempe yang mendekati busuk memiliki manfaat yang cukup tinggi sehingga masih dapat diolah menjadi produk lainnya seperti diolah menjadi tepung. Tepung tempe semangit ini digunakan sebagai bahan substitusi dari produk bakery
Proses pembuatan tepung tempe semangit ini diawali dengan melakukan pengeringan terhadap tempe busuk sampai kadar airnya rendah sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Selanjutnya tempe yang sudah memiliki kadar air yang rendah tersebut dapat langsung di produksi dengan menghaluskan tempe kering menggunakan blender sampai halus dan dapat langsung diayak agar tepung yang dihasilkan lebih halus. Selanjutnya tepung tempe semangit siap dijadikan bahan substitusi untuk olahan khususnya produk bakery.
Dengan adanya inovasi dari tempe semangit menjadi tepung tempe semangit ini, diharapkan para UMKM serta masyarakat di Desa Sidoharjo dapat mengembangkan tepung tempe semangit ini menjadi produk olahan dan dapat dipasarkan serta menjadi produk unggulan dari Desa Sidoharjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H