Lihat ke Halaman Asli

BINDES PKKM SIDOHARJO TP 2023

Mahasiswa UPN "Veteran" Jawa Timur

Penyuluhan Pangan Sehat Bernutrisi "Puding Daun Kelor" untuk Mencegah Stunting di Posyandu Balita Dusun Mukuh

Diperbarui: 18 September 2023   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Kegiatan penyuluhan balita dalam kegiatan Bina Desa Mahasiswa Teknologi Pangan UPN "Veteran" Jawa Timur dilaksanakan pada Selasa, 12 September 2023 di desa Sidoharjo Kec. Tanjunganom Kab. Nganjuk. Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan ini, mahasiswa bina desa bekerjasama dengan para ibu kader posyandu setempat  untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pangan sehat bernutrisi untuk mencegah stunting pada balita di dusun Mukuh. 

UNICEF menyatakan bahwa stunting merupakan permasalahan yang dialami di berbagai negara. Permasalahan ini terbilang masalah yang serius dan tidak dapat diabaikan begitu saja khususnya di Indonesia. Di indonesia sendiri stunting merupakan penyakit yang dialami oleh bayi akibat kegagalan dalam proses pertumbuhannya serta bisa menimbulkan kematian. Perihal ini bisa terjalin apabila bayi tersebut hadapi kekurangan gizi yang kronis sehingga menyebabkan tubuhnya tidak berkembang serta terus pendek yang tidak cocok dengan anak-anak seusianya 

Melihat permasalahan tersebut, maka tim bina desa mahasiswa Teknologi Pangan UPN "Veteran" Jawa Timur memberikan penyuluhan mengenai bahan pangan yang masih jarang diketahui manfaatnya serta kurangnya variasi untuk pengolahannya. Salah satu bahan pangan yang mudah ditemui di Desa Sidoharjo dan memiliki banyak manfaat yang baik khususnya bagi balita untuk pencegahan stunting adalah daun kelor. Menurut beberapa sumber daun kelor mengandung 7 kali lebih banyak vitamin C daripada jeruk, 10 kali lebih banyak vitamin A dari pada wortel, 17 kali lebih banyak kalsium daripada susu, 9 kali lebih banyak protein daripada yoghurt, 15 kali lebih banyak pisang kaliumthan dan 25 kali lebih banyak zat besi daripada bayam. Sayangnya masyarakat setempat tidak memanfaatkannya secara maksimal padahal kandungan nutrisi daun kelor sangat baik untuk tumbuh kembang balita. 

Masyarakat umumnya hanya memanfaatkan daun kelor sebagai makanan yang diolah menjadi sayur bening. Oleh karena itu, inovasi pengolahan pangan perlu diterapkan yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi serta nilai tambah dari komoditas pangan agar lebih berdaya guna bagi kebutuhan manusia. Mahasiswa bina desa UPN "Veteran" Jawa Timur memiliki ide untuk menjadikan daun kelor sebagai puding. Puding dipilih karena dalam pembuatannya mudah serta banyak disukai anak-anak. Selain itu dikarenakan menggunakan sari daun kelor maka warna dari pudding yang dihasilkan nantinya akan berwarna hijau, sehingga akan terlihat menarik bagi anak-anak. Pembuatan puding daun kelor dinilai cukup mudah karena untuk pengolahannya sama dengan pembuatan puding pada umumnya, hanya saja terdapat penambahan sari daun kelor yang diperoleh dengan cara perebusan daun kelor selama 3 menit kemudian daun kelor tersebut dihaluskan dengan blender dan disaring untuk memperoleh sarinya. Selain itu juga dilakukan variaisi dengan penambahan buah-buahan untuk memaksimalkan vitamin dan mineral yang didapat. 

Dokumentasi Pribadi

Pada kegiatan penyuluhan tersebut mahasiswa binda desa Teknologi Pangan UPN "Veteran" Jawa Timur juga membawa produk puding daun kelor tersebut untuk dibagikan kepada para balita dan ibu agar mereka dapat mencicipi secara langsung. Para ibu dan balita tampak antusias dan menyukai pudding daun kelor tersebut. Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan kasus stunting di Kabupaten Nganjuk dapat berkurang dan para ibu dapat secara langsung mempraktikkan resep puding daun kelor yang telah diberikan dirumah sebagai snack sehat untuk anak mereka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline