ISL 2014 telah menempatkan 3 klub terbaik plus 1 klub terfavorit wasit ke babak semi final. Persipura, Persib dan PBR mewakili 3 klub terbaik dan Arema mewakili 1 klub terfavorit.
2 hari pasca laga Semen Padang vs Arema masih belum ada tanda-tanda pengusutan dan investigasi terhadap Novari Ikhsan,wasit yang memimpin laga tersebut. Meski secara jelas dan kasat mata seluruh pecinta bola tanah air melihat bagaimana wasit menghasilkan keputusan yang sangat kontroversi dan merugikan bagi Semen Padang, namun tanda-tanda penindaklanjutan dari PSSI sama sekali belum terlihat.
Dikutip dari harian Padang Ekspres 30 Okt 2014, Ahmad Bustomi kapten Arema sendiri mengakui buruknya kualitas wasit tersebut. Ia menganggap banyak keputusan wasit yang patut dipertanyakan oleh Semen Padang.
Nah, hal berbeda justru disampaikan oleh inspektur wasit Jimmi Napitupulu yang menonton langsung di GOR Agus Salim bersama Hinca Panjaitan, ketua Komdis dan Syahril Taher, Presdir PT.Liga. Meski dia sedikit mengkritisi kurangnya koordinasi antara wasit dan hakim garis sehingga menghasilkan keputusan yang tidak sinkron satu sama lain terutama dalam kasus pelanggaran Meiga terhadap Saha, namun secara keseluruhan dia menilai kepemimpinan wasit sudah berada di rel yang benar.
Benar dari Hongkong !?
Ya, sekali lagi dengan kasus ini sudah jelas terlihat bahwa nilai kejujuran dan kesportifan dalam olahraga sudah tidak ada lagi. Semuanya telah dibunuh dengan sayatan besar dan terang-terangan oleh oknum yang seharusnya menjadi penegak keadilan. Rasanya sangat sulit mencari alasan pembenaran dari sikap kontroversi wasit tersebut. Terlalu banyak kepentingan yang diusung dan harus dijalankan oleh wasit dan kekuatan besar yang ada dibelakangnya. Apa dan siapakah kekuatan itu? Tanyakan saja pada bayi yang baru lahir, pasti mereka akan tahu jawabannya.
So, apakah ini awal dimulainya era kebusukan di sepakbola di Indonesia? Ya, kalau salah satu indikasinya adalah kesalahan berulang-berulang dalam pemilihan pengadil lapangan dan tidak adanya perbaikan secara significant dalam hal ini dari PSSI untuk mengatasinya.
Miris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H