Lihat ke Halaman Asli

Carlo Ancelotti, Si Miskin Taktik Penguasa Liga Champions

Diperbarui: 3 Juni 2022   16:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada hari Minggu (29/5/2022), Telah berlangsung pertandingan Final Liga Champions yang mempertemukan dua tim pengoleksi piala Champions terbanyak di negaranya masing-masing antara Real Madrid dan Liverpool di Stadion Parc Des Princes, Prancis. 

Pada pertandingan ini, Real Madrid dianggap sebagai Underdog oleh sebagian besar pundit sepakbola bahkan beberapa dari mereka menganggap Liverpool dapat dengan mudah menaklukan Real Madrid dan menjadi kampiun Liga Champions 2022. 

Hal ini didasari atas permainan yang mereka berikan, banyak orang yang menilai bahwa Real Madrid beruntung dapat melangkah ke partai final setelah menyingkirkan para kandidat juara di fase sebelumnya dengan permainan yang mereka lakukan. 

Hal ini pun menimbulkan anggapan bahwa sang pelatih, Carlo Ancelotti merupakan seorang pelatih yang miskin taktik dan hanya bermain mengandalkan skill dari para pemainnya tidak dengan permainan secara kolektif sebagai tim. 

            Pertandingan seru ini dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor tipis 1-0. Gol dari Vinicius Jr menjadi satu-satunya bola yang berhasil melesat masuk ke gawang Allison. Namun, gelar pemain terbaik pada pertandingan ini didapatkan oleh kiper Real Madrid, Thibaut Courtois. 

Kiper Belgia tersebut berhasil mematahkan semua serangan brilian dari Moh. Salah cs bertubi-tubi. Rasio serangan dari kedua tim pun tidak seimbang, secara statistik, Liverpool sangat unggul dalam laga kali ini.  Liverpool menguasa pertandingan dengan  54% pengusaan bola dan Real hanya 46%. 

Kemudian Liverpool berhasil melesakkan 24 tendangan dan 9 diantaranya shoots on target berbanding terbalik dengan Real Madrid yang Hanya melesakkan 4 tendangan dan hanya 2 yang shoots on target yang kemudian satu diantara berhasil menjadi gol.

            Atas hasil tersebut, banyak pundit yang mengatakan bahwa Real Madrid menjuarai liga champions karena faktor keberuntungan mereka sangat besar. Sang pelatih, Carlo Ancelotti menjadi bahan perbincangan sepanjang musim ini atas prestasi yang mereka raih. Banyak orang beranggapan bahwa karir Ancelotti di Madrid ditolong oleh Benzema, Modric dan Courtois, namun nyatanya semua hal tersebut dibungkam oleh prestasi Ancelotti. 

Pelatih dengan gelar Liga Champions terbanyak ini membuktikan bahwa bermain sepakbola bukan melulu bermain tiki-taka yang indah ataupun gegenpressing yang agresif. Don Carlo (sapaan Ancelotti) membuktikan bahwa tujuan bermain sepakbola adalah mencetak gol.

Banyak orang yang kurang memperhatikan taktik Ancelotti pada laga ini, Ancelotti bermain menggunakan 4-3-3 yang berubah menjadi  5-3-2 ketika mereka diserang. dengan trio lini depan Vinicus, Benzema dan Valverde. Valverde yang sebenarnya adalah seorang gelandang energik ditaruh di sisi sayap kanan oleh Ancelotti guna meredam serangan Liverpool dari sayap kiri yang diisi oleh Luiz Diaz dan ditopang oleh Andy Robertson. 

Taktik tersebut sangat efektif dimana penampilan moncer Luiz Diaz musim ini tidak mampu berbuat banyak ketika menghadapi El Real. Trio lini tengah legendaris Madrid (Modric, Kroos, Casemiro) menjadi starting, sementara Casemiro ketika diserang akan bermain jauh lebih turun guna menjadi tembok pertama Madrid. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline