Kedungudi (1/10/2023) -- Home Industry atau Industri Rumah Tangga adalah salah satu wujud dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Peningkatan industri rumah tangga baru di Indonesia saat ini hanya terlihat dari segi jumlah saja, tetapi dari segi kualitas atau karakteristik, khususnya dari segi branding produk (kemasan dan labeling) dan strategi promosi, hanya sedikit saja yang mengalami peningkatan. Hal ini tidak lepas dari ketidakberdayaan para pelaku UMKM untuk fokus pada tata cara labeling dan promosi barang-barang yang diproduksinya. Labeling dan pengemasan secara langsung mempengaruhi karakter dari barang tersebut, sehingga label dan kemasan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh para pelaku industri rumahan karena aturan tampilan lima detik pertama benar-benar menentukan keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut.
Melihat pentingnya pengelolaan penampilan produk dan teknis-teknis pemasaran di samping pentingnya peningkatan kualitas dari sisi konten, maka perlu adanya pembinaan bagi para pelaku usaha industri rumah tangga baik dari pemerintah, perguruan tinggi maupun swasta dalam rangka meningkatkan penghasilannya.
Demikian juga halnya bagi para pelaku usaha industri rumah tangga yang ada di Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang memproduksi krupuk samiler. Selama ini Desa Kedungudi dikenal sebagai desa sentra produksi kerupuk samiler di Kabupaten Mojokerto yang pemasarannya hingga ke wilayah Kota Surabaya, Sidoarjo, Malang, Batu, dan sekitarnya, namun kualitas produknya dari sisi penampilan baik label dan kemasan masih tergolong tradisional dan ekonomis sehingga perlu adanya pelatihan dalam rangka meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Sebanyak enam mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jawa Timur yang melaksanakan program PKKM Bina Desa di Desa Kedungudi telah melakukan survei dan wawancara selama 2 minggu kepada sebagian besar penggiat UMKM Kerupuk Samiler di Desa Kedungudi. Hasil dari kegiatan survei dan wawancara tersebut menyatakan bahwa hampir semua UMKM Samiler di Desa Kedungudi memiliki kendala yang sama, yaitu pada masalah pemasaran serta penggunaan kemasan yang kurang sesuai dan tanpa menggunakan label pangan pada kemasannya.
Padahal label dan kemasan ini meimiliki peranan penting dalam pemasaran produk kerupuk samiler sehingga hasil akhir yang didapatkan adalah meningkatnya kuantitas penjualan produk kerupuk samiler karena konsumen akan lebih tertarik untuk membeli produk tersebut.
Atas kendala tersebut, mahasiswa bina desa Jurusan Teknologi Pangan dari Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Jawa Timur memutuskan untuk menyelenggarakan sosialisasi dengan tema label dan kemasan yang diselenggarakan di pendopo kantor Desa Kedungudi pada hari Senin, 25 September 2023. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh perangkat Desa Kedungudi serta masyarakat penggiat UMKM Kerupuk Samiler Desa Kedungudi.
Masyarakat yang mengikuti kegiatan sosialisasi ini mengaku antusias karena materi yang diberikan selaras dengan masalah atau kendala yang saat ini sedang dihadapi oleh sebagian besar masyarakat penggiat UMKM Samiler di Desa Kedungudi. ''Saya senang atas adanya sosialisasi label dan kemasan yang diselenggarakan oleh adik-adik mahasiswa UPNVJT ini, karena saya jadi bisa tahu bagaimana mensiasati pengemasan samiler yang baik untuk pengiriman jarak jauh agar tidak hancur'' ujar Jamiah selaku salah satu masyarakat penggiat UMKM Kerupuk samiler yang menghadiri sosialisasi pada Senin (25/09/2023).
Selain itu Ibu Istianah selaku penggiat UMKM Samiler yang lain juga menyatakan bahwa beliau senang atas adanya sosialisasi ini karena dengan begitu beliau bisa mengetahui apa saja informasi wajib yang perlu dimasukkan ke dalam label pangan serta bagaimana desain label serta kemasan yang menarik untuk samiler sehingga bisa beliau implementasikan ke dalam produknya nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H