Lihat ke Halaman Asli

Sang Pendongeng yang Suka "Nakut-nakutin"....

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Mirza Aditya;


"Jika Presiden mencopot Menkeu karena rekomendasi DPR tersebut maka pasar akan bereaksi negatif. Karena ini berarti pasar harus melihat lagi kebijakan makro ekonomi dari Menkeu yang baru,"

"investor asing akan meninjau ulang (review) investasi mereka di Indonesia jika kasus Bank Century terus berlarut" (16/12/2009)

"investor khawatir terhadap investasi mereka dengan polemik politik kasus Century. Apalagi jika Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang paling disorot, sampai mundur dari jabatannya. "Kalau itu terjadi, investor akan mengevaluasi keputusannya," (17/12/2009)

Inilah satu dari sekian banyak komentar Mirza Adityaswara, tentang "perkiraan dampak" pengusutan skandal bailout century. Seperti perkiraan cuaca, hasilnya bisa tepat, bisa meleset. Tapi sejauh ini, komentar-komentar yang keluar dari mulut bank mandiri ini, kurang akurat (kalau ngga mau dibilang meleset).

Lama-lama saya berpikir kalau Mirza, lebih senang menakut-nakuti ketimbang memprediksi. Dengan selalu mengatasnamakan "investor" atau "pelaku pasar", ia mengarahkan opini publik bahwa pengusutan kasus century, akan membuat investor ketakutan, sehingga proses politik dan hukum yang bertujuan menyeret Sri Mulyani dan Boediono ke meja hijau, akan berdampak buruk pada perekonomian indonesia.

Definisi perekonomian indonesia, yang selama ini diceritakan Mirza, menurut saya tertuju pada pasar modal, index kepercayaan investor, dan investor bank asing yang bernafsu "menggenggam" industri perbankan Indonesia.

Intinya, paper based economy.

Terbuktikah prediksi Mirza saat ini ??

Beberapa hari menjelang 2 maret 2010, paripurna DPR yang memutuskan nasib skandal bailout century, suasana di bursa saham bergerak seperti biasa. Menurut informasi dari kawan saya, Yanuar Rizki, pada minggu tersebut, malah ada dana investor masuk sebesar 14 trilliun rupiah ke  bursa saham. Penutupan IHSG (index harga saham gabungan) turun 50 basis poin, penurunan yang wajar bisa terjadi kapan saja tanpa ada pansus century sekalipun. RUPIAH ?? Malah menguat ke kisaran 9200-an, dari sebelumnya 9350 / 1 U$D.

Apa ini artinya pasar menyambut baik keputusan di paripurna ?? Saya ngga mau menebak seperti itu. Saya lebih melihatnya sebagai tidak ada reaksi yang "lebay" dari pelaku pasar (pedagang - pembeli kertas), terhadap apa yang terjadi pada Sri Mulyani dan Boediono.

Kalau pemerintah (boediono) ketika bank century di bailout, meminta masyarakat jangan ber-gosip yang nggak nggak tentang perbankan, sekarang malah orang pemerintah sendiri, yang menebarkan ketakutan, "dongeng horor ekonomi", kepada masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline