Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Seorang Mantan Bankir Menjabat Dirut PLN

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai pergantian posisi Dirut PLN semakin gencar diberitakan di media. Setelah pengunduran diri Dirut Garuda, maka topik yang diperbincangkan adalah pergantian Dirut PLN. Harus diakui bahwa kinerja Pak Sofyan Basir sewaktu di BRI menggembirakan, terlebih lagi mantan orang nomor satu di BRI tersebut telah mampu membawa BRI menjadi bank dengan laba tertinggi serta jumlah outlet terbanyak dan satu-satunya bank di dunia yang memiliki satelit sendiri.

Terlepas dari prestasi yang telah dicapai tersebut maka tantangan baru yang muncul adalah permasalahan klasik yang orang awam pun sudah paham.

Mati Lampu karena krisis listrik

Hal tersebut merupakan konsekuensi dari pasokan listrik yang terbatas sedangkan jumlah pemakai listrik yang meningkat. Kelangkaan listrik tersbut membuat pemerintah mengeluarkan program 10.000 MW. Namun demikian proyek tersebut tidak secepat dari rencana yang telah ditetapkan antara lain karena pembebasan lahan, pemenang tender yang kekurangan modal keuangan, permasalahan turbin, kerjasama dengan pemerintah daerah yang kurang. Kemungkinan pertimbangan pemilihan dirut baru mantan bankir adalah untuk melayani masyarakat lebih baik, mau mendengarkan keluhan masyarakat dan mau memberikan solusi atas kebutuhan masyarakat. Dunia perbankan yang bergerak di bidang jasa sudah terbiasa dengan melayani masyarakat, mendengarkan keluhan nasabah, tampil sempurna walaupun sedang lelah, serta tetap memberikan solusi terbaik sesuai dengan harapan nasabah.

Harga listrik yang semakin tinggi

Ini masalah yang sensitif bagi seluruh masyarakat, harga listrik semakin naik dan harga kebutuhan pokok juga ikut naik. Ada dua kekuatan besar yang mencengkeram erat, disatu sisi masyarakat ingin harga litrik terjangkau dengan tingkat padam rendah disatu sisi PLN harus laba namun subsidi litrik perlahan harus dikurangi. Menjadi pertimbangan juga pemilihan dirut baru dengan latar belakang bankir untuk mengatur formula keuangan yang “pas” dengan harapan khalayak umum namun PLN juga tetap mendapatkan laba.

Utang PLN yang semakin tinggi

Siapa yang menyangka bahwa utang PLN 470 trilyun? Setidaknya itulah nominal yang disebutkan calon Dirut baru PLN saat pelantikan digedung kementrian BUMN tanggal 23 Desember 2014. Untung saja PLN merupakan perusahaan yang memonopoli distribusi listrik kepada masyarakat, sehingga perbankan masih dapat menyalurkan kredit. Menurut pendapat saya, salah satu pertimbangan dipilihnya Sofyan Basir karena beliau memiliki latar belakang seorang bankir sehingga memiliki rekan bisnis sesama bankir yang luas sehingga akan membantu kelancaran pendanaan PLN.

Belum semua daerah di Indonesia menikmati listrik PLN

Kita menyadari wilayah Indonesia berupa kepulauan dengan kondisi belum semuanya dapat dialiri listrik 100%. Pengalaman sebagai bankir yang memiliki jaringan outlet hingga daerah terpencil kemungkinan menjadi modal dasar kondisi lapangan yang ada. Setidaknya sedikit atau banyak pengalaman tersebut akan membantu guna mewujudkan seluruh warga negara di Indonesia dapat menikmati listrik.

Konversi pembangkit listrik menggunakan energi terbarukan

Mungkin kita telah lelah dengan rencana penggunaan energi terbarukan, sungguh rencana yang mulia namun sangat terjal untuk dilalui. Perlu dukungan berbagai pihak untuk mewujudkan penggunaan energi terbarukan selain bahan bakar fossil. Setidaknya bangsa Indonesia telah memiliki lembaga LIPI, LAPAN, dan BATAN yang telah memberikan sumbangsih berupa penelitian tentang kelistrikan namun apa daya jalan terjal menggunakan energi terbarukan masih panjang. Ambil contoh bangsa ini seharusnya telah mampu menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit namun apa daya sikap pesimis dari sebagian masyarakat yang takut akan kata “nuklir” lah yang menjadi penghambat. Sejarah mencatat Korsel, Vietnam, dan Malaysia sudah memiliki pembangkit nuklir sedangkan Indonesia sebagai “guru” belum. Wilayah Indonesia yang dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa berupa angin yang kencang serta matahari yang senantiasa menynari bumi pertiwi belum juga dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber listrik guna kesejahteraan segenap Bangsa Indonesia.

Semoga dengan terpilihnya Dirut PLN yang baru dan Presiden yang baru akan menjadikan Indonesia lebih baik serta dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline