Lihat ke Halaman Asli

Bimo Aria

Freeman

Dakwah Kultural Sunan Kalijaga dan Relevansinya di Era Digital

Diperbarui: 8 Januari 2025   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Sunan Kalijaga. Dok. ANTARA

Sunan Kalijaga berhasil dalam mendakwahkan Islam melalui pendekatan budaya, Lantas apakah metode dakwah Sunan Kalijaga tersebut masih relevan jika diaplikasikan pada era digital saat ini?

Awal penyebaran agama Islam di pulau Jawa, tidak lepas dari peran para wali songo. Salah satu Walisongo yang berdakwah dipulau jawa tepatnya di wilayah Demak dan sekitaranya adalah Sunan Kalijaga. Dalam proses menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga tidak lah mudah karena kuatnya kepercayaan agama Hindu, Budha, animisme dan dinamisme. Akan tetapi, karena kepiawaan Sunan Kalijaga dalam mendakwahkan Islam, ia mendapat penerimaan dan respon yang sungguh baik dari masyarakat .

Keunikan nilai-nilai luhur Sunan Kalijaga tergambar pada saat mensyiarkan agama Islam pada kala itu, di mana kebanyakan para pendakwah lain hanya menggunakan media verbal atau dengan ceramah saja, tetapi Sunan Kalijaga mampu menggunakan seni dan budaya sebagai media untuk dakwah Islam, seperti seni musik, menjadi dalang wayang, dan lain sebagainya. Melalui pendekatan budaya tersebut, Sunan Kalijaga terbukti efektif dalam meyakinkan orang-orang untuk memeluk Islam.

Sunan Kalijaga pun juga tak lepas dalam mengajarkan perilaku yang teladan, dengan media budaya beliau menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang merupakan nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sejak dahulu (Nusantara). Dalam kebudayaan itulah terdapat beragam nilai-nilai luhur yang akan membentuk suatu karakter yang kuat serta baik untuk dijadikan teladan.

Dalam menyampaikan dakwah ajaran Islam dan menanamkan pendidikan karakter, Sunan Kalijaga mendapat respon yang baik dari masyarakat terhadap dakwah yang disampaikannya, sedikit demi sedikit masyarakat menerima ajaran dakwah Sunan Kalijaga. Beliau menanamkan pendidikan karakter dengan metode budaya masyarakat setempat yang disisipkan unsur-unsur ajaran Islam, sehingga dakwah yang disampaikan oleh beliau dapat diterima oleh ma'dunya, dengan demikian banyak dari mereka yang kemudian memeluk agama Islam dengan sukarela.

Berbagai macam karya warisan dan ajaran Sunan Kalijaga yang telah tercatat di berbagai literatur sangat banyak mengandung nilai spiritual dan pendidikan karakter yang tentu saja masih relevan jika diimplementasikan di era digital sekarang ini. Hal tersebut di karenakan ajaran-ajaran dari beliau bersumber kepada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi. Baru lah kemudian dalam berdakwahnya Sunan Kalijaga menyederhanakan ajarannya sesuai denga situasi dan kondisi. Beliau mampu merangkul masyarakat setempat dengan tradisi-tradisi yang bisa diterima, maka pendekatan budaya yang dilakukan Sunan Kalijaga juga masih relevan untuk diterapkan untuk saat ini, misalnya menggunakan musik sebagai media dakwah di media sosial, sebagaimana Sunan Kalijaga dengan metode dakwah berupa syair tembang yang sampai saat ini masih bisa dinikmati, yaitu Lir-Ilir.

Secara filosofis tembang Lir-Ilir bermakna sebagai ajaran syariat untuk menjalankan ajaran Islam sesuai isi dari rukun Islam. Pelaksanaan pendidikan karakter sesuai tembang Lir-Ilir pada intinya menyuruh untuk beriman, religius, berbudi pekerti luhur, sabar, ikhlas, rela dan lainnya sebagai orientasi melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Sesuatu yang dikemas dengan seni dan budaya pastinya merangsang rasa ketertarikan dari masyarakat, terlebih bagi masyarakat Indonesia yang kaya akan warisan seni dan budaya, oleh karena itu dakwah kultural seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga tentu saja masih relevan untuk dilakukan. Selagi seni dan budaya masih diminati masyarakat, maka sepanjang itulah seni dan budaya dapat digunakan sebagai media dakwah pula, meski kini berada di era digital dan ditengah-tengah arus kehidupan media sosial sekalipun, bukan berarti pendekatan budaya sebagai media dakwah sudah tidak relevan untuk dilakukan.

Salah satu da'i di zaman modern yang menggunakan metode dakwah serupa dengan Sunan Kalijaga adalah Emha Ainun Nadjib, atau pria yang lebih dikenal dengan nama panggilan Cak Nun. Bersama grup musik Kia Kanjeng, Cak Nun rutin melakukan dakwah keliling ke berbagai tempat di Indonesia, bahkan hingga ke pelosok-pelosok desa, dan dapat dikatakan bahwa dakwah yang dilakukan Cak Nun juga efektif. Terbukti dari selalu ramainya masyarakat yang menghadiri forum "Maiyah," yakni forum belajar bersama, atau yang Cak Nun sendiri menyebutnya dengan forum "Sinau Bareng".

Bersama Kia Kanjeng, Cak Nun juga menciptakan karya-karya musik tradisional dengan tema islami, musik-musiknya juga dipublikasikan di media sosial, seperti YouTube, Spotify, Instagram dan cukup banyak diminati pendengar dan penonton online. Maka, Cak Nun juga sukses membuktikan bahwa seni dan budaya dapat dijadikan media untuk melakukan dakwah dan menyiarkan ajaran Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline