Thailand benar-benar menunjukkan perbedaan kelas dari Indonesia dalam Leg 1 Final Piala AFF 2020 yang baru kelar di 2022. Secara angka statistik makro, Thailand menunjukkan bahwa timnya unggul dalam segala aspek dari Indonesia.
Penguasan Bola Thailand unggul 67 persen berbanding 33 persen, sedangkan dari jumlah tembakan, perbedaan makin kentara dimana gajah putih melakukan 19 percobaan dengan 9 diantaranya mengarah ke gawang. Sedangkan Garuda hanya melakukan 4 tembakan dan hanya 1 diantaranya yang mengarah ke gawang.
Sejak awal laga kedigdayaan tim gajah putih sudah terlihat dari intensitas tekanan yang dihadirkan. Dengan memanfaatkan sisi kiri Indonesia yang terlihat kagok dengan atmosfir laga final, Chanatip membuka pesta gol Thailand di menit kedua.
Sepanjang babak pertama, Edo Febriansyah diplot menggantikan Pratama Arhan nampak terus dieksploitasi. Bersama Fachrudin, performa Edo pada pertandingan ini menjadi celah besar di pertahanan Garuda. Hingga akhirnya pada jeda babak, kedua pemain tersebut ditarik keluar bersama dengan Rian (sapaan akrab Rachmat Irianto) yang sejatinya tidak terlalu buruk penampilannya pada laga tadi.
Ditarik keluarnya Rachmat Irianto dan digesernya Dewangga ke posisi Edo membuat posisi double pivot Indonesia diisi oleh Evan dan Kadek.
Upaya tersebut nampaknya diambil oleh STY untuk mengimbangi penguasaan bola di lini tengah Thailand yang cukup merepotkan. Namun keputusan tersebut nyatanya malah menghadirkan celah di depan pertahanan Indonesia.
Evan dan Kadek memiliki atribut menyerang yang lebih menonjol dibandingkan Dewangga dan Rian. Namun dari sisi pressing dan kemampuan menutup ruang, kedua pemain tersebut jelas jauh dibandingkan dengan Dewangga dan Rian yang memang posisi naturalnya adalah bek.
Celah di depan pertahanan Indonesia itu yang kemudian menghadirkan bencana 3 gol di babak kedua. Baru 7 menit babak kedua berjalan, Chanatip menggenapkan golnya pada Turnamen kali ini menjadi 4 dan memimpin daftar Top Scorer bersama rekannya Teerasil dan Safawi. Gol tersebut lahir dari assist Suphacok yang memang sejak babak pertama terus mengocok pertahanan Timnas Indonesia.
Gol ketiga Thailand lahir dari skema yang serupa, para pemain Timnas terlambat menutup celah didepan bek saat menerima serangan balik. Umpan tarik yang dilakukan Philip Roller mampu dikonversi menjadi gol oleh Suphacok.
Total pemain Buriram United tersebut sudah membobol gawang Indonesia 3 kali, dimana 2 gol sebelumnya dia cetak di Gelora Bung Karno pada 2019 silam.
Sementara itu gol keempat Gajah Putih lahir sebagai hukuman bagi asnawi yang melakukan pressing terhadap lawan namun lepas dan pos yang ditinggalkan mampu dimanfaatkan Bordin Phala untuk menggenapkan keunggulan.