Lihat ke Halaman Asli

Bima Willy Anto

Syukurilah apa yang telah kau dapat selama ini

Habis Gelap Terbitlah Terang, Tim Uber Cup Indonesia

Diperbarui: 30 Mei 2018   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mantapbola.com

Gelaran Thomas dan Uber Cup tahun 2018 ini akan berakhir pada pekan ini. Indonesia tidak berhasil memenuhi target yang telah dicanangkan oleh PBSI baik bagi tim putra maupun tim putri.

Tim Putri Indonesia hanya mampu mencapai babak perempat final setelah kalah melalui pertandingan yang semuanya dilakukan straight sets. Indonesia sebenarnya memiliki peluang untuk menuntaskan laga melawan Thailand setelah unggul 2-1 melalu kemenangan Ganda Putri pertama Greysia Polli/Apriyani Rahayu dan Tunggal Putri kedua Gregoria Mariska Tunjung yang secara peringkat cukup jauh namun diluar dugaan mampu menumbangkan pemain peringkat 11 dunia dengan permainan yang sangat baik dan sejajar dengan kualitas papan atas dunia. 

Tim sendiri menargetkan mengambil satu poin dari tunggal dan dua poin dari ganda, yang secara kondisi sebenarnya sudah merupakan peluang emas bagi Tim Indonesia. Ganda Putri kedua yang ditargetkan mampu mengambil poin dan menutup laga akhirnya harus kandas meleset dari target yang diharapkan. Diluar dugaan ganda putri kita tampil tertekan dan antiklimaks. 

Setelah melalui pertarungan sengit pada game pertama dan ditutup dengan skor ketat, pada game kedua skor yang dicetak cukup jauh dan tidak mengeluarkan performa yang mereka berikan. 

Entah karena beban yang membuat permainan tidak keluar atau dukungan suporter tuan rumah yang membuat mereka grogi dan memecah konsentrasi mereka. Atau lagi karena sama-sama belum bertemu dalam pertandingan turnamen-turnamen sebelumnya yang membuat mereka belum mengetahui gaya bermain lawan.

Partai terakhi yakni tunggal putri ketiga yang diharapkan mampu memberikan perlawanan ternyata belum mampu mengimbangi permainan lawan. Skor yang cukup jauh ditambah beban berat bagi Ruselli Hartawan untuk memenangi laga membuat tampil tidak sebaik pada saat melawan Tiongkok pada fase grup yang mampu mengalahkan peraih medali emas Olimpiade London, Li Xuerui. 

Dari segi peringkat memang terpaut cukup jauh dan seharusnya menjadi "nothing to lose" dalam bertanding, namun apa daya pengalaman lah yang berbicara banyak. Pemain Thailand memang satu level diatas permainan Ruselli dan dukungan suporter tuan rumah terus mengusik konsentrasi pemain kita.

Dalam hal ini penekanan terjadi pada pola permainan dan konsistensi tim putri kita. Faktor non-teknis yang menghambat permainan dan memecah konsentrasi. Seperti ada rasa beban yang mengganjal untuk harus dan "Wajib" memberikan angka sekaligus mengunci kemenangan atas Thailand. 

Selain itu pemilihan tunggal putri ketiga yang dirasa kurang pas, yang seharusnya cenderung menurunkan seniornya Dinar Dyah Ayustine dengan alasan pengalamannya dalam bertanding beregu di event-event sebelumnya. Pada kedudukan seperti ini, kunci berada pada pengalaman dan ketenangan pemain dalam bertanding. 

Permainan yang biasa-biasa justru mampu memberikan poin tanpa adanya kegugupan yang menyebabkan kehilangan poin akibat kesalahan-kesalahan sendiri. Seharusnya tim mampu membaca hal tersebut sampai sejauh itu dengan perhitungan-perhitungan yang telah didiskusikan sebelum pertandingan.

Diluar kekecewaan hal tersebut, muncul secercah asa di sektor tunggal putri utamanya Gregoria Mariska Tunjung dimana mampu memberikan poin secara konsisten mulai dari babak penyisihan grup hingga perempatfinal. Pola permainan, skill dan kualitas pukulannya dalam pertandingan sangat layak diberikan apresiasi. Artinya mampu menyuguhkan kualitas permainan  hampir menyamai pemain papan atas dunia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline