Lihat ke Halaman Asli

Bima Willy Anto

Syukurilah apa yang telah kau dapat selama ini

Menanti Kemenangan Resmi Cagub dan Cawagub Baru DKI Jakarta

Diperbarui: 20 April 2017   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta hari ini terpantau cukup lancar namun ada beberapa laporan miring saat diadakannya pencoblosan di tiap-tiap TPS. Tentu pihak yang berwajib tidak tinggal diam, pasukan pengamanan telah dikerahkan mengantisipasi hal-hal yang mungkin menggangu kelancaran Pilkada ini. Banyak lembaga-lembaga swasta yang mengadakan Perhitungan Cepat atau quick count dengam mengambil kantong-kantong suara ditiap-tiap TPS yang dipilih. Masyarakat pun melalui media massa (tayang televisi, gawai pintar, dll) menyaksikan perhitungan dan menunggu siapa yang akan menjadi jawara pada Pilkada DKI Jakarta versi hitung cepat.

Sebelum hari-H penyelenggaran pemilu, masyarakat diserbu dengan berbagai tampilan elektabilitas Cagub dan Cawagub dari berbagai lembaga survei yang ada. Hasilnya pun berbeda-beda tiap lembaga survey mengingat bisa saja suatu lembaga survei dibiayai oleh tim sukses masing-masing Cagub dan Cawagub menggiring opini publik untuk tujuan mempengaruhi para pemilih dalam memilih calon pemimpin kepala daerahnya. Terlebih tiap kubu saling menyerang kubu lain dengan isu-isu miring sehingga memperkuat opini terhadap suatu pasangan.

Mengapa hampir semua pihak televisi swasta yang ada di Indonesia menampilkan hasil hitung cepat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta? Bisa jadi Jakarta sebagai pusat jantung kekuatan Indonesia. Gambaran umum mengenai Indonesia dapat dilihat pada bagaimana pengelolaan kepemerintahan pada lokasi pusat pemerintahan nasional. Hal ini menjadikan DKI Jakarta sebagai influencer bagi daerah-daerah dalam bagaimana mengelola suatu wilayah beserta penduduk yang ada didalamnya. Hasil hitung cepat bisa menjadi patokan hasil pemilu yang sebenarnya namun tidak disiplin mati. 

Lihat saja bagaimana Pilpres pada tahun 2004, hasil perhitungan cepat meleset dengan perhitungan yang asli dilakukan oleh KPU. Artinya para pasangan Cagub dan Cawagub tidak boleh melakukan selebrasi terlalu dini mengingat persaingan ketat tiap pasangan dalam kampanye dan menarik simpati masyarakat DKI Jakarta sehingga hasil selisih antara tiap pasangan berbeda tipis. Ingat! Hitung cepat berdasarkan sampel TPS tidak menggambarkan secara persis hasil perhitungan pada seluruh TPS di DKI Jakarta. Keputusan final ada pada hasil perhitungan surat suara resmi oleh KPUD DKI Jakarta

Masyarakat juga harus mengawal bagaimana tahapan perhitungan surat suara mulai dari tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS), RT/RW, Kelurahan, Kecamatan hingga tingkat provinsi. Hasil perhitungan resmi sangat ditunggu bukan hanya masyarakat DKI Jakarta melainkan seluruh masyarakat yang ada di Indonesia. Sebab gaya kepemimpinan dan kinerja nyata ditunggu oleh khalayak luas sebab bisa jadi pemimpin yang berhasil menata dan mengurus DKI Jakarta berpeluang untuk maju dalam pemilihan presiden, memimpin 250 juta masyarakat yang tersebar di wilayah NKRI.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline