Lihat ke Halaman Asli

Bimasena

Mahasiswa

Pentingnya Peran Perempuan dalam Mempertahankan Tradisi Diba'an di Desa Tawangrejeni

Diperbarui: 6 Januari 2024   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Diba'an di Desa Tawangrejeni (dok. pribadi)

Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) bagi mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang bukan hanya sekadar upaya memberikan kontribusi kepada masyarakat, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat ikatan sosial dan spiritual. Salah satu aspek unik yang mewarnai kegiatan KKM di UIN Malang adalah tradisi Diba'an yang diikuti oleh ibu-ibu dan anggota KKM yang perempuan. 

Diba'an, yang secara khusus merujuk pada pembacaan Maulid, menjelma menjadi sebuah praktik keagamaan yang telah meresap dalam kehidupan sehari-hari di desa Tawangrejeni. Jika dalam banyak kasus, tradisi semacam ini hanya dilakukan pada acara-acara khusus, namun, di desa Tawangrejeni telah menjadi suatu kebiasaan yang diadakan setiap hari Sabtu, dimulai pukul 18.30 atau setelah magrib, di rumah salah satu warga setempat. Pembacaan Maulid Diba dilakukan secara bergantian oleh ibu-ibu dan anggota KKM perempuan.

Salah Satu Anggota KKM Membaca Maulid Diba' (dok. pribadi)

Partisipasi aktif ibu-ibu dan anggota KKM perempuan dalam kegiatan Diba'an menciptakan hubungan yang erat antara mahasiswa dan masyarakat setempat. Lebih dari sekadar memberikan kontribusi akademis, keikutsertaan mereka dalam kegiatan ini juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual dengan warga. Selain itu, keterlibatan perempuan dalam Diba'an membuka peluang pemberdayaan dalam konteks keagamaan dan sosial. Pembacaan Diba'an dilakukan secara bergantian untuk menciptakan nuansa keadilan.

Keberlanjutan kegiatan Diba'an dalam konteks KKM sangat penting dan tercermin dalam beberapa aspek. Diba'an di sini bukan sekadar pembacaan Maulid, melainkan momen untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan di tengah-tengah masyarakat. Partisipasi aktif anggota KKM perempuan dalam Diba'an juga berkontribusi pada peningkatan peran serta perempuan, baik dalam konteks keagamaan maupun sosial. Pergantian pembaca Diba'an dari masyarakat RW 2 ke mahasiswa KKM menciptakan ikatan yang lebih kuat antara mahasiswa dan masyarakat.

Lebih dari sekadar membawa mahasiswa ke dalam pengalaman pembacaan Maulid, kegiatan Diba'an membuka pintu untuk mengenal dan menghargai tradisi keagamaan lokal. Dengan demikian, Diba'an tidak hanya menjadi kegiatan rutin, melainkan juga mencerminkan kebersamaan dan penghormatan terhadap tradisi keagamaan lokal di lingkungan KKM UIN Malang.

Tradisi Diba'an di UIN Malang bukan hanya menyatukan mahasiswa dengan masyarakat, tetapi juga menciptakan platform untuk pengalaman keagamaan. Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat lebih memahami dan menghargai nilai-nilai lokal, sekaligus memberikan kontribusi yang bermakna kepada masyarakat. Kebersamaan dalam Diba'an tidak hanya menciptakan keterlibatan, tetapi juga memperkaya spiritualitas dan membangun jembatan antara dunia akademis dan kehidupan masyarakat.

Ibu-ibu Mengikuti Diba'an (dok. pribadi)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline