Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Oleh: Bima Saputra
Pendidikan adalah fenomena yang fundamental dalam kehidupan manusia. Dalam artian, bahwa dimana ada kehidupan manusia, bagaimanapun pasti ada pendidikan. Pendidikan sebagai gejala universal, merupakan suatu keharusan bagi setiap individu manusia, karena pendidikan itu berguna untuk memanusiakan manusia. Jadi, pada hakikatnya pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia.
Pendidikan pada hakikatnya, harus menjamin kelangsungan kehidupan generasi penerus, secara bermakna (berkaitan kemampuan spiritual) dan berguna (berkaitan dengan kemampuan kognitif dan psikomotorik). Serta mampu mengatisipasi perubahan dalam dinamika budaya.
Pendidikan harus mampu menciptakan power-with, (kekuatan bersama) agar peserta didik mampu membangun solidaritas atas dasar komitmen pada tujuan dan pengertian yang sama untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi guna menciptakan kesejaterahan bersama.
Dapat dikatakan bahwa pendidikan bertujuan menciptakan suatu komunitas persaudaraan yang lebih memperhatikan kepentingan semua pihak. Selain membangun solidaritas sosial, pendidikan juga sebagai sarana membangun kekuatan spiritual, yang memungkinkan manusia menjadi manusiawi. Karena sejatinya, pendidikan merupakan pilar kemandirian bangsa, yang diharapkan mampu menjawab segala persoalan yang muncul di tanah air.
Banyak tokoh dunia yang mendedikasikan keilmuannya kedalam pendidikan. Pemikir besar seperti, A.N. Whitehead, Paulo Freire, Carl Roger, Abraham H. Maslow, Emile Derkheim dan masih banyak lagi, yang menginspirasi konsep-konsep pendidikan dunia.
Tentu, dari sekian banyaknya pemikir-pemikir pendidikan, kita sebagai bangsa Indonesia tidak dapat mengesampingkan tokoh pendidikan dari negeri sendiri. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, atau akrab disapa Ki Hadjar Dewantara. Hidup sebagai pangeran dari Kadipaten Paku Alam Yogyakarta, beliau dikenal supel dan ramah kepada setiap orang yang ia jumpai.
Karakter kebangsaan telah melekat dalam dirinya, ia merupakan tokoh penting dalam sejarah pergerakan Indonesia. Terlihat dari keberaniannya mendirikan Yayasan Taman Siswa ditengah hagemoni sekolah kolonial. Beliau menjadi pelopor pendidikan pribumi dengan semangat kebudayaan dan kebangsaan. Bahkan hari kelahirannya pun diabadikan menjadi hari Pendidikan Nasional.
Namun sayang, pemikiran Ki Hadjar Dewantara tidak banyak diterapkan dalam praktek pendidikan nasional kita hari ini. Semboyan "Ing ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani" hanya menjadi slogan di institusi-institusi pendidikan dan patung Ki Hadjar Dewantara hanya dijadikan penghias halaman sekolah atau perguruan tinggi saja. Padahal konsep pendidikan yang di gali Ki Hadjar Dewantara mengajarkan kita "Menjadi Manusia Merdeka".