Lihat ke Halaman Asli

M.F.A. Bima Sakti

Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Digitalpreneur

Mengatasi Hambatan dalam Pembelajaran: Pandangan Stoik tentang Rintangan dan Keberhasilan

Diperbarui: 13 Oktober 2023   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh: Bima Sakti

Pembelajaran adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan, rintangan, dan juga keberhasilan. Dalam usaha mencapai pendidikan yang sukses, kita dapat mengambil inspirasi dari Stoikisme, sebuah aliran filsafat kuno yang menawarkan pandangan yang berharga tentang bagaimana mengatasi hambatan dalam pembelajaran. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perspektif Stoik tentang rintangan dan keberhasilan, dan bagaimana prinsip-prinsip Stoik dapat membantu kita dalam menghadapinya. Stoikisme adalah aliran filsafat yang berasal dari Yunani kuno dan telah diperkembangkan oleh para filosof seperti Epiktetus, Seneca, dan Marcus Aurelius. 

Stoikisme mengajarkan bahwa individu hanya memiliki kendali atas reaksi dan tindakan mereka, bukan atas peristiwa eksternal. Ini berarti kita dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran kita melalui cara kita merespons tantangan dan rintangan. Stoikisme mengajarkan pentingnya mengembangkan ketangguhan mental, yaitu kemampuan untuk tetap tenang dan teguh dalam menghadapi hambatan dan kegagalan. Stoikisme mengajarkan pentingnya mengembangkan ketangguhan mental, yaitu kemampuan untuk tetap tenang dan teguh dalam menghadapi hambatan dan kegagalan.

Dalam Stoikisme, rintangan dipandang sebagai peluang untuk pertumbuhan dan pembelajaran. Rintangan dapat membentuk karakter, menguji ketangguhan mental, dan memberikan pelajaran berharga.  Stoikisme mengajarkan bahwa kita harus memfokuskan perhatian kita pada hal-hal yang dapat kita kendalikan. Dalam konteks pembelajaran, ini berarti kita harus fokus pada upaya kita untuk memahami dan mengatasi rintangan, bukan pada perasaan frustrasi atau putus asa.  Stoikisme mengajarkan pentingnya menerima kegagalan sebagai bagian normal dari perjalanan kita dalam mencapai keberhasilan. Sebaliknya, kegagalan dapat menjadi guru yang berharga yang membantu kita untuk lebih baik di masa depan. 

Stoikisme mendorong pemikiran bijaksana dalam menghadapi rintangan. Siswa dapat diajarkan untuk merenungkan tentang bagaimana mereka dapat mengatasi rintangan, mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah, dan memahami bahwa hambatan adalah peluang untuk pertumbuhan.  Stoikisme juga memiliki pandangan yang berharga tentang keberhasilan. Dalam Stoikisme, keberhasilan dipandang sebagai hasil dari usaha yang bijaksana dan bukan sebagai tujuan utama. 

Stoikisme mengajarkan bahwa keberhasilan adalah hasil dari usaha dan kebijaksanaan. Siswa dapat diajarkan bahwa mereka harus melakukan usaha yang bijaksana dan konsisten dalam proses pembelajaran, dan bahwa keberhasilan akan datang sebagai hasil dari usaha tersebut.  Stoikisme juga mengajarkan pentingnya memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan. Siswa dapat memahami bahwa kegagalan sementara dapat mengarah pada keberhasilan jangka panjang, dan bahwa kemenangan harus diperlakukan dengan rendah hati.  

Stoikisme mengajarkan bahwa tujuan yang bijaksana dan baik adalah lebih penting daripada sekadar mencapai keberhasilan materi. Siswa dapat diajarkan untuk merenungkan tentang tujuan mereka dalam pembelajaran dan memastikan bahwa mereka sejalan dengan nilai-nilai etika yang baik.  Pandangan Stoik tentang rintangan dan keberhasilan dalam pembelajaran menawarkan perspektif yang berharga tentang bagaimana kita dapat menghadapi tantangan dan mencapai tujuan kita. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Stoikisme dalam proses pembelajaran, kita dapat membantu siswa mengembangkan ketangguhan mental, pemikiran bijaksana, dan etika yang baik dalam mencapai keberhasilan mereka. Stoikisme bukan hanya filsafat kuno, tetapi juga alat yang kuat dalam membantu kita mengatasi hambatan dalam pembelajaran dan mencapai potensi penuh kita. 

*) Penulis adalah Staf Kemitraan dan Komunikasi Publik Direktorat PPG Ditjen GTK Kemendikbudristek 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline