Lihat ke Halaman Asli

M.F.A. Bima Sakti

Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Digitalpreneur

Stoikisme dan Pendidikan Emosional: Membantu Siswa dalam Mengelola Emosi

Diperbarui: 12 Oktober 2023   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh: Bima Sakti

Pendidikan emosional adalah aspek penting dalam pembentukan individu yang seimbang dan berkompeten. Salah satu aliran filsafat kuno yang dapat membantu siswa mengelola emosi mereka adalah Stoikisme. Stoikisme menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana kita dapat merespons dan mengelola emosi dengan bijaksana. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran Stoikisme dalam pendidikan emosional dan bagaimana prinsip-prinsip Stoik dapat membantu siswa menghadapi dan mengelola emosi mereka. Stoikisme mengajarkan bahwa individu hanya memiliki kendali atas reaksi dan tindakan mereka, bukan atas peristiwa eksternal. Ini berarti kita dapat mengendalikan bagaimana kita merespons emosi dan situasi. Stoikisme menekankan pentingnya mengembangkan ketangguhan mental, yaitu kemampuan untuk tetap tenang dan teguh dalam menghadapi emosi dan situasi yang menantang. 

Stoikisme mengajarkan kontrol diri dan pengendalian emosi. Dalam pendidikan emosional Stoik, siswa dapat diajarkan tentang pentingnya mengenali emosi mereka, bagaimana meresponsnya, dan cara untuk tidak terlalu terbawa emosi. Ini membantu mereka dalam mengembangkan kecerdasan emosional. Stoikisme membantu siswa memahami bahwa emosi adalah reaksi terhadap peristiwa dan tidak selalu dapat dihindari, tetapi kita memiliki kendali atas cara kita merespons emosi tersebut. Siswa dapat memahami bahwa mereka dapat memilih bagaimana mereka merespons emosi negatif. 

Siswa dapat belajar cara mengatasi kecemasan dan ketegangan menggunakan prinsip-prinsip Stoikisme. Ini melibatkan refleksi pada sumber kecemasan, mengenali apa yang dapat dan tidak dapat mereka kendalikan, dan mengubah perspektif mereka terhadap situasi. Stoikisme mendorong refleksi dan introspeksi. Siswa dapat diajarkan untuk merenungkan tentang emosi mereka, memahami penyebabnya, dan bagaimana meresponsnya. Latihan ini membantu mereka mengembangkan pemahaman diri yang lebih dalam. Pendidikan emosional Stoik juga melibatkan pengembangan ketangguhan mental. Siswa diajarkan untuk menghadapi emosi negatif dan tantangan dengan ketangguhan dan ketenangan. Mereka belajar bahwa ketangguhan mental adalah keterampilan yang dapat diperkuat melalui latihan dan pengalaman. 

Pendidikan emosional Stoik adalah tentang membantu siswa mengenali, mengelola, dan merespons emosi mereka dengan bijaksana. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Stoikisme dalam pendidikan emosional, kita dapat membantu siswa mengembangkan kecerdasan emosional, kontrol diri, dan ketangguhan mental yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Stoikisme bukan hanya filsafat kuno, tetapi juga alat yang kuat dalam membantu siswa menjadi individu yang lebih bijaksana dan mampu mengelola emosi mereka dengan baik. 

*) Penulis adalah Staf Kemitraan dan Komunikasi Publik Direktorat PPG Ditjen GTK Kemendikbudristek

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline