Lihat ke Halaman Asli

M.F.A. Bima Sakti

Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Digitalpreneur

Seni Meresapi Kebijaksanaan Stoik dalam Pendidikan Tinggi

Diperbarui: 12 Oktober 2023   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh: Bima Sakti

Pendidikan tinggi adalah fase penting dalam kehidupan seseorang yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan karakter. Di tengah kompleksitas dan tekanan dalam dunia akademis, ada nilai berharga dalam meresapi prinsip-prinsip Stoikisme. Filosofi Stoik yang kuno dapat membantu siswa dan pendidik dalam pendidikan tinggi untuk mengatasi tantangan, mengembangkan ketangguhan mental, dan menerapkan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi seni meresapi kebijaksanaan Stoik dalam pendidikan tinggi. Stoikisme adalah aliran filsafat kuno yang berasal dari Yunani dan berkembang melalui tokoh-tokoh seperti Epiktetus, Seneca, dan Marcus Aurelius. 

Stoikisme mengajarkan bahwa individu hanya memiliki kendali atas reaksi dan tindakan mereka, bukan atas peristiwa eksternal. Ini berarti kita dapat mempengaruhi kualitas hidup kita melalui cara kita merespons situasi. Stoikisme mendorong hidup sesuai dengan nilai-nilai etika yang baik, seperti kebijaksanaan, keadilan, dan keberanian. Ini membantu individu dalam mengembangkan moral yang kuat. Stoikisme mengajarkan pentingnya mengembangkan ketangguhan mental, yaitu kemampuan untuk tetap tenang dan teguh dalam menghadapi tantangan, kegagalan, dan ketidakpastian. 

Pendidikan tinggi sering kali penuh dengan tekanan akademis dan tantangan. Mengajarkan siswa tentang ketangguhan mental dan bagaimana menghadapi kegagalan atau ketidakpastian dengan sikap yang teguh adalah bagian penting dari pendidikan Stoik. Membantu mereka memahami perbedaan antara hal-hal yang dapat mereka kendalikan dan yang tidak, serta bagaimana meresponsnya, adalah keterampilan berharga. Mengintegrasikan prinsip-prinsip Stoikisme dalam pengajaran etika dan kebijaksanaan dapat membantu siswa memahami nilai-nilai moral yang baik dan bagaimana mengambil keputusan yang bijaksana. Pendidikan tinggi harus merangsang pemikiran etis dan memberikan kesempatan untuk diskusi tentang kasus moral yang kompleks. 

Stoikisme mengajarkan pemikiran bijaksana dan pemahaman akan konsekuensi tindakan kita. Pendidikan tinggi dapat memperkuat keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kebijaksanaan, sehingga siswa dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam dunia yang kompleks. Mengajarkan siswa tentang pengelolaan emosi, kontrol diri, dan cara merespons emosi dengan bijaksana adalah bagian integral dari meresapi Stoikisme dalam pendidikan tinggi. Ini membantu siswa mengembangkan kecerdasan emosional yang diperlukan untuk mengatasi tekanan akademis dan lingkungan yang berubah-ubah. 

Mempelajari studi kasus tokoh Stoik seperti Epiktetus, Seneca, dan Marcus Aurelius dalam konteks pendidikan tinggi dapat memberikan inspirasi dan contoh konkret tentang bagaimana prinsip-prinsip Stoikisme diterapkan dalam kehidupan nyata. Seni meresapi kebijaksanaan Stoik dalam pendidikan tinggi adalah tentang memberikan siswa alat dan pandangan untuk menghadapi tekanan akademis, mengembangkan ketangguhan mental, dan membuat keputusan yang bijaksana. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip Stoikisme dalam pendidikan tinggi, kita dapat membantu siswa menjadi individu yang siap menghadapi tantangan, bijaksana, dan etis dalam dunia yang berubah-ubah. Stoikisme bukan hanya filsafat kuno, tetapi juga sumber kebijaksanaan yang berharga untuk membentuk generasi pendidik yang lebih baik dan mahasiswa yang tangguh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline