Etika hubungan masyarakat yang diotorisasi dalam artikel ini adalah bagian dari etika profesional. Sementara etika profesional adalah bagian dari moralitas sosial. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa moral hubungan masyarakat adalah bagian dari moralitas sosial. Etika profesional berfokus pada hubungan manusia (Antarinsani) dengan karier yang sama. Tujuan, jadi memiliki kerja sama yang baik dan hubungan yang baik antara individu dan orang lain dalam suatu profesi. Etika humas memiliki tujuan yang sama dengan etika profesi. Adanya etika humas yang harmonis dapat menimbulkan kerjasama interpersonal yang baik dalam humas dan meningkatkan profesionalisme praktisi humas.
Komunikasi Profesional
Manusia adalah makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain. Komunikasi merupakan kegiatan manusia yang memungkinkan terjadinya hubungan langsung satu sama lain, sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan komunikasi merupakan hasil belajar manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dengan demikian, hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan orang lain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menciptakan milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha keras untuk memastikan bahwa apa yang disampaikan kepada orang lain menjadi milik mereka. Komunikasi adalah proses pemindahan informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain sehingga ada pengaruh timbal balik antara dua pihak, termasuk saling memberikan informasi, pendapat, atau mengatakan sesuatu. Bentuk dasar komunikasi dibagi menjadi 2, yaitu:
- Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal dilakukan secara lisan dan tertulis dengan cara yang mudah dipahami oleh kedua belah pihak, terstruktur dengan tertib dan teratur. Misalnya: mengobrol dengan teman, mempresentasikan proposal bisnis kepada klien Bentuk komunikasi verbal dalam suatu organisasi adalah: Berbicara dan menulis Mendengarkan dan membaca
Komunikasi verbal meliputi aspek-aspek seperti;
1. Kosakata (vocabulary). Komunikasi tidak akan efektif jika pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dapat dipahami, sehingga pengolahan kata menjadi penting dalam komunikasi.
2. Pukulan (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan berhasil jika kecepatan bicara dapat diatur dengan benar, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
3. Intonasi suara: Akan sangat mempengaruhi makna pesan, sehingga pesan akan terdengar berbeda jika diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proporsional menjadi penghambat komunikasi.
4. Humor: dapat mempromosikan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), mencatat bahwa tertawa dapat membantu mengurangi stres dan rasa sakit. Tertawa memiliki hubungan fisik dan psikologis dan harus diingat bahwa humor adalah satu-satunya pengalih perhatian dalam komunikasi.
5. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif jika disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada intinya sehingga lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
6. Timing (waktu yang tepat) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena komunikasi berarti jika seseorang sudah siap untuk berkomunikasi, berarti mereka dapat meluangkan waktu untuk mendengarkan atau memperhatikan hal-hal yang dikatakan pada diri sendiri.
B. Komunikasi Non - Verbal
dilakukan dalam bahasa isyarat atau menggunakan gerakan tubuh menunjukkan sikap tertentu, umumnya kurang terstruktur, sangat sulit untuk dipelajari, misalnya tersenyum, mengguncang kepala, bahu lipat, dll. Bentuk komunikasi non-bahasa sebagai berikut:
- Tanda-tanda
- Ekspresi Wajah
- Kata Sandi
- Ikon
- Pakaian - Seragam
- Suara- Suara
Komunikasi non-bahasa juga penting untuk diketahui terutama dengan emosi dan perasaan seseorang. Tujuan dari komunikasi non-verbal adalah sebagai berikut:
memberikan informasi enyesuaikan saluran percakapan
menunjukkan emosi yang memberikan aset, suplemen, berlawanan atau melambangkan kontrol pesan - pesan atau pengaruh pada fasilitasi yang memfasilitasi, termasuk komunikasi non-verbal, termasuk :
a. Ekspresi wajah, karena wajahnya adalah sumber komunikasi yang kaya, kemudian mencerminkan cerminan dari atmosfer emosional seseorang.
b. Kontak visual adalah sinyal alami untuk berkomunikasi. Dengan menjaga komunikasi visual selama gerakan atau pertanyaan dan jawaban berarti orang itu relevan dan menghargai pidato lawan dengan keinginan untuk berhati-hati untuk tidak mendengarkan. Berkat kontak dengan mata, juga memberikan peluang bagi orang lain untuk mengamati
c. Menyentuh sebagai bentuk komunikasi pribadi disediakan lebih banyak kunci spontan daripada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang tulus, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat disampaikan melalui sentuhan.
d. Postur dan gaya berjalan Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri, dan bergerak mewakili ekspresi diri. Postur dan gaya berjalan mencerminkan emosi, konsep diri dan tingkat kesehatan.
e. suaranya. mengeluh, menarik napas dalam-dalam, menangis juga merupakan ekspresi dari perasaan dan pikiran seseorang, yang dapat digunakan sebagai komunikasi. Dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi nonverbal lainnya, peluit atau suara bisa menjadi pesan yang sangat jelas.
f. Gestur adalah hal-hal yang dapat menekankan kata-kata. Penggunaan gerak tubuh sebagai bagian integral dari komunikasi, seperti tepukan kaki atau gerakan tangan saat berbicara, menunjukkan bahwa seseorang sedang dalam keadaan kebingungan atau sebagai upaya untuk meredakan ketegangan demi tujuan organisasi.