Desa Bocek memiliki potensi pertanian yang tak kalah menarik dengan daerah lain di Kabupaten Malang. selain cabai dan jeruk yang menjadi komoditas pertanian, banyak tanaman sirih yang ditanam warga disekitar pekarangan. pada umumnya daun sirih hanya direbus untuk dijadikan jamu tradisional atau diadikan kompres luka.
Namun mahasiswa KKN Bina Desa Prodi Teknik Kimia UPN "Veteran" Jawa Timur memiliki inovasi dalam mengolah potensi daun sirih tersebut yakni mengolahnya menjadi bahan pembuat sabun cuci piring antiseptik.
Proses pembuatan dari sabun cuci piring antiseptik ini diawali dengan pengambilan atau ekstraksi maserasi minyak sirih dengan pelarut etanol 70%. ekstraksi ini lakukan selama 120 jam dalam wadah tertutup. Setelah 120 jam kemudian cairan hasil ekstraksi di pisahkan antara etanol dengan minyak atsiri sirih dengen proses distilasi sederhana.
Etanol yang sudah terpisah bisa digunakan kembali untuk proses ekstraski selanjutnya. Hasil ekstrak daun sirih yang diperoleh selanjutnya dicampurkan dengan bahan lain seperti texapon, NaCl, asam sitrat, sodium sulfat, ABS, foam booster dan pewarna untuk membuat sabun cuci piring antiseptic.
Campuran bahan tersebut selanjutnya ditambahkan dengan air kemudian diaduk hingga homogen. Setelah homogen sabun disimpan selama 24 jam dalam wadah tertutup.
Sabun yang telah disimpan selama 24 jam dapat langsung digunakan atau dikemas dalam botol. Pembuatan sabun cuci piring antiseptic ini selain untuk memanfaatkan potensi daun sirih yang melimpah didesa bocek juga merupakan upaya dalam meninkatkan keterampilan masyarakat dalam mengolah potensi desa menjadi sebuah produk yang memiliki nilai ekonomi.
Sehingga kedepanya masyarakat Desa Bocek mampu membuat sabun cuci piring antiseptic yang bisa digunakan sendiri atau menjual brand atau produk sabun cuci piring antiseptic yang menjadi ciri khas Desa Bocek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H