Lihat ke Halaman Asli

Bima Nayaka Pandya

Mahasiswa Universitas Airlangga

Peran AI dan Teknologi dalam Pendidikan: Apakah Kita Siap Untuk Era Baru Pembelajaran

Diperbarui: 30 November 2024   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan bagaimana teknologi masuk ke dalam
hampir setiap aspek kehidupan kita. Dari komunikasi hingga hiburan, kemajuan teknologi telah
mengubah cara kita berfungsi sehari-hari. Namun, satu sektor yang paling terpengaruh, tetapi
sering kali kurang diperhatikan, adalah pendidikan. Saat ini, kecerdasan buatan (AI) dan teknologi
pembelajaran canggih menjanjikan transformasi mendasar dalam cara kita mengajarkan dan kita
belajar. Bayangkan seorang siswa yang dapat belajar dengan metode yang disesuaikan secara real-
time, mengeksplorasi materi berdasarkan minat dan kemampuan mereka sendiri. Namun, dengan
semua potensi ini, kita harus bertanya: Apakah kita benar-benar siap untuk melangkah ke era baru
pembelajaran ini?

Perdebatan tentang kesiapan kita menghadapi revolusi pendidikan yang digerakkan oleh
teknologi dan AI semakin ramai diperdebatkan. Di satu sisi, ada harapan akan peningkatan
aksesibilitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Di sisi lain, muncul permasalahan seperti
kesenjangan digital dan isu privasi tetap menghantui kita. Mari kita telaah lebih dalam peran AI
dan teknologi dalam pendidikan, serta harapan dan masalah yang mengikutinya.
Salah satu keuntungan paling mencolok dari integrasi kecerdasan buatan (AI) dan teknologi
dalam pendidikan adalah kemampuan untuk personalisasi pengalaman belajar. Bayangkan seorang
siswa yang duduk di kelas, dihadapkan pada materi yang sebenarnya tidak sesuai dengan
kecepatan dan gaya belajarnya. Namun, dengan teknologi AI, setiap siswa dapat menerima
pembelajaran yang disesuaikan. Sistem pembelajaran cerdas dapat menganalisis kemajuan siswa
dan menawarkan rekomendasi yang tepat untuk materi yang harus dipelajari selanjutnya,
menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif.
Tak hanya itu, teknologi juga membuka akses yang lebih besar bagi individu yang sebelumnya
terpinggirkan. Misalnya, seorang siswa di daerah terpencil kini dapat mengakses sumber daya dan
pengajaran berkualitas tinggi melalui internet, sesuatu yang mungkin sulit diperoleh di lingkungan
sekolah tradisional. Dengan semua hal positif ini, permasalahan baru muncul, namun potensi untuk
mengubah pendidikan agar lebih inklusif dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua
siswa sangatlah menggembirakan. Ketika kita mulai memasuki era baru pembelajaran, sangatlah
penting untuk mengingat bahwa di balik semua teknologi canggih ini, ada satu tujuan utama yaitu
menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Namun, di balik semua potensi positif yang ditawarkan oleh AI dan teknologi dalam
pendidikan, terdapat masalah yang perlu kita hadapi dengan serius. Salah satu masalah utama
adalah kesiapan infrastruktur yang bervariasi di seluruh dunia. Sementara beberapa sekolah di kota
besar mungkin telah dilengkapi dengan internet cepat dan perangkat modern, banyak institusi di
daerah terpencil masih berjuang dengan akses yang terbatas. Hal ini menciptakan "digital divide"
yang semakin memperlebar jurang ketidaksetaraan dalam sektor pendidikan. Siswa dengan
kondisi ekonomi yang lebih baik akan terus mendapatkan keuntungan, sementara mereka yang
kurang beruntung terjebak dalam metode pembelajaran tradisional yang kurang memadai.
Selain itu, dengan meningkatnya penggunaan teknologi, muncul kekhawatiran tentang privasi
dan keamanan data siswa. Banyak aplikasi pendidikan yang mengumpulkan informasi pribadi
untuk mempersonalisasi pengalaman belajar, tetapi siapa yang menjamin bahwa data tersebut akan
digunakan dengan aman dan etis? Sebagai orang tua dan pendidik, kita perlu dan memastikan
bahwa penggunaan teknologi dalam pendidikan tidak hanya efisien, tetapi juga aman dan
mempertimbangkan hak privasi siswa. Menghadapi masalah ini tidak hanya penting untuk masa
depan pendidikan, tetapi juga untuk membentuk generasi yang sadar akan tanggung jawab digital
di dunia yang terus berubah.
Di tengah perdebatan tentang peran AI dan teknologi dalam pendidikan, kita tidak dapat
mengabaikan adanya pro dan kontra yang menyertai penggunaan alat-alat canggih ini. Di satu sisi,
banyak orang berpendapat bahwa AI dapat mendukung proses pembelajaran dan meningkatkan
hasil akademis. Dengan analisis data yang cermat, kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan setiap siswa, memungkinkan pengajaran yang lebih tepat sasaran. Namun, masalah
muncul ketika pertanyaan mengenai kualitas pendidikan secara keseluruhan muncul. Apakah kita
akan terjebak dalam pemaksaan pendekatan berbasis hasil yang mungkin mengabaikan nilai-nilai
pendidikan tradisional?
Selain itu, masalah privasi dan keamanan data siswa juga menjadi perhatian yang tak bisa
diabaikan. Dalam era di mana informasi pribadi dapat dengan mudah disalahgunakan, penting bagi
kita untuk bertanya: seberapa aman data yang dikumpulkan oleh aplikasi pendidikan ini? Apakah
ada regulasi yang melindungi informasi sensitif anak-anak kita? Di sinilah kita sebagai masyarakat
harus hati-hati. Kita harus mendorong penerapan teknologi yang tidak hanya meningkatkan
efisiensi, tetapi juga menjaga ethical standards dalam perlindungan data pribadi. Hanya dengan
cara ini, kita dapat memastikan bahwa integrasi AI dan teknologi dalam pendidikan berujung pada
manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak.
Dalam perjalanan menuju era baru pembelajaran yang dipengaruhi oleh AI dan teknologi, kita
telah mengidentifikasi peluang dan tantangan yang signifikan. Manfaat personalisasi dan
peningkatan aksesibilitas pendidikan tidak dapat dipandang sebelah mata. Tetapi, tantangan terkait
infrastruktur, ketidaksetaraan akses, dan masalah privasi juga memerlukan perhatian serius.
Kesiapan kita untuk mengadopsi teknologi canggih dalam pendidikan tidak hanya tergantung pada
kapasitas teknologi itu sendiri, tetapi juga pada bagaimana kita mengatasi isu-isu yang
mengelilinginya.
Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap siswa,
tanpa memandang latar belakang, dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi ini. Untuk
mencapai tujuan tersebut, kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan teknologi sangat
diperlukan. Mari kita ciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan aman, di mana teknologi
digunakan sebagai jembatan, bukan tembok.
Pada akhirnya, pendidikan adalah tentang membentuk generasi masa depan yang cerdas,
empatik, dan bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, kita tidak hanya
membekali siswa dengan pengetahuan, tetapi juga melahirkan pemimpin yang dapat menghadapi
tantangan dunia yang terus berubah. Mari kita bersama-sama menavigasi perubahan ini, demi masa
depan pendidikan yang lebih baik bagi semua.
Referensi
Andi Komarudin, A. W. (2024). Peran Artificial Intelligence dalam Pendidikan. APPA: Jurnal
Pengabdian kepada Masyarakat.
Dwi Robiul R, I. A. (2023). MANFAAT KECERDASAN BUATAN UNTUK PENDIDIKAN.
JURNAL TEKOMIN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline