Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Masyarakat Tidak Kekurangan Sekolah, tetapi Minim Sekolah yang Berkarakter

Diperbarui: 10 Mei 2024   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar. Menata tas secara rapi adalah membangun keterampilan hidup bagian pendidikan karakter. (Dokumentasi pribadi)

Pada saat diskusi dengan Dr. Cheah Lee Hwa, Head of the Humanistic Culture Department at Tzu Chi University of Science and Technology di Taiwan, kami mendapatkan banyak inspirasi untuk mempraktikkan pendidikan budaya humanis di sekolah. 

Salah satu pernyataan beliau yang memantik batin reflektif saya adalah berikut ini. "Masyarakat tidak kekurangan sekolah, tetapi masyarakat kekurangan sekolah yang membangun karakter anak-anak."

Ungkapan ini memperkuat keyakinan saya sebagai kepala sekolah bahwa pendidikan karakter menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat Indonesia. Pernyataan ini sekaligus menjadi jawaban kenapa banyak sekolah swasta di Jakarta (di wilayah sekitar penulis) mengalami penurunan jumlah murid dan bahkan ada yang mulai tidak membuka PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)

Bagaimana pendidikan karakter bisa dipraktikkan di sekolah?

Pertanyaan ini akan terus menjadi pencarian semua sekolah yang ingin survive atau yang ingin berkontribusi pada pembangunan kualitas manusia Indonesia.

Ada beberapa poin yang bisa kita refleksikan bersama dan barangkali bisa mulai kita praktikkan dalam skala kecil. Tidak harus menunggu ada kajian ilmiah yang disusun secara sistematis terlebih dahulu baru kita menerapkan di sekolah. 

Beberapa poin pendidikan karakter agar sekolah menjadi sekolah berkarakter berikut adalah bagian dari Pendidikan Budaya Humanis di Sekolah Tzu Chi.

  1. Pendidikan Karakter Terkait dengan Pendidikan Keterampilan Hidup

Di sekolah Tzu Chi pendidikan keterampilan hidup (life education) menjadi fokus praktik pendidikan di satuan dasar. Pada jenjang PAUD dan SD secara bertahap dikembangkan keterampilan hidup pada diri peserta didik.

Gambar. Menata sepatu secara rapi adalah praktik mengembangkan keterampilan hidup. (Dokumentasi pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline