Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Pakaian Outfit Tarawih dan Lebaran Simbol Ibadah Kontekstual

Diperbarui: 10 April 2023   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar: Pakaian Outfit Lebaran (Sumber): https://www.suara.com/

Minggu lalu saya kedatangan teman dari kampung. Teman waktu SMP dulu. Rupanya teman saya datang ke Jakarta secara khusus mau belanja pakaian buat tarawih dan lebaran untuk dijual lagi. Saya perhatikan teman saya sangat mengenal selera calon pembelli. Teman saya memadukan pakaian  bagian atas dengan bawah. Pasangan pakaian untuk kepentingan tertentu tersebut biasa disebut outfit. Teman saya belanja untuk outfit tarawih dan lebaran. Pakaian outfit tarawih bukan sekadar nyaman, disesuaikan dengan budaya masyarakat pemakai. Pakaian outfit tarawih simbol ibadah kontekstual.

Teman saya membutuhkan lebih dari 2 jam untuk keliling pasar Tanah Abang memilih outfit tarawih dan lebaran. Ditengah serunya mencari outfit tarawih dan lembaran teman saya nerocos cerita minat yang tinggi orang-orang di kampungnya terhadap produk yang sedang di cari. Sebagian besar merupakan pesanan dari tetangga-tetangganya. Di tengah usahanya mencari outfit tarawih dan lebaran, saya menangkap beberapa pertimbangan penting yang dijadikan dasar untuk membeli outfit tarawih dan lebaran

Ilustrasi gambar: Pedagan Pakaian outfit Tarawih dan Lebaran di Pasar Tanang Abang (Sumber: https://www.suara.com/)

Nyaman dipakai

Pertimbangan pertama untuk membeli outfit tarawih dan lebaran adalah nyaman saat dipakai. Nyaman termasuk pertimbangan utama. Teman saya mengkategorikan nyaman dari rasa di kulit. Karena itu setiap kali memegang baju dan setelannya, teman saya selalu menggosokkan di kulit lenggannya. "Hemm...kepekaan kulitnya secara subjektif mampu mewakili rasa pada umumnya" gumamku. Saya bertanya, "Hai teman apakah yang kamu rasa nyaman juga dirasakan nyaman oleh calon pembeli?" Dan dia menjawab dengan sangat yakin, "Aku dah pengalaman Bro. Aku tahu rasa nyaman pelangganku". Keren banget ya.

Sopan dan Indah

Pakaian ini untuk ibadah baik ibadah tarawih maupun saat lebaran yang juga ibadah mengungkapkan kebahagiaan. Teman saya memastikan semua outfit yang dibeli memenuhi standar nilai kesopanan dan keindahan. Perpaduan antara nilai batiniah (kesopanan) dengan nilai estetika (lahiriah) Bagi saya kemampuan menentukan dua syarat ini untuk outfit tarawih dan lebaran sungguh sebuah kompetensi yang langka. Kompetensi yang dipunyai karena pengalaman alias latihan terus menerus, walau pasti tidak ia sadari. Tidak membutuhkan waktu lama. Teman saya dengan mudah menetapkan baju-baju yang memenuhi standari sopan dan indah.

Tidak Norak

Ini dia yang jarang saya jumpai untuk masyarakat yang jauh dari perkotaan. Norak itu artinya berlebih-lebihan dan kurang serasi dan kampungan. Arti terakhir ini kurang nyaman dirasa karena seolah norak itu melekat dengan kampung. Outfit yang dipilih teman saya sungguh berkarakter sederhana tapi sungguh indah dipandang mata. Pilihan baju ini seolah mau menegasi bahwa orang kampung itu berkarakter sederhana, indah dan sopan bukan norak. "Betul juga".

Harga Terjangkau

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline